Nasional

LPBI PBNU Gandeng GOSZA Bahas Kesiapsiagaan Hadapi Gempa dan Tsunami

Jumat, 29 November 2019 | 10:30 WIB

LPBI PBNU Gandeng GOSZA Bahas Kesiapsiagaan Hadapi Gempa dan Tsunami

Suasana Seminar Geologi Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (29/11). Foto: NU Online/Husni Sahal

Jakarta, NU Online
Dalam kurun waktu 14 tahun telah terjadi 17 gempa bumi besar dan 6 tsunami menghantam Indonesia. Peristiwa itu menelan korban lebih dari 250 ribu jiwa. Meningkatnya korban jiwa pada setiap peristiwa tidak hanya disebabkan oleh meningkatnya kepadatan populasi dan urbanisasi di seluruh Indonesia yang memiliki garis pantai sepanjang 80,000 km, tetapi juga dikarenakan kurangnya adopsi masyarakat terhadap praktik membuat infrastruktur dan bangunan yang kuat dan kurangnya kesadaran dalam tiga hal, yaitu siapa yang paling berada pada risiko bencana, mengkomunikasikan risiko bencana, dan mengimplementasikan praktik-praktik yang dapat mengurangi risiko bencana.

Atas dasar itulah Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) bekerja sama dengan Yayasan GOSZA dan didukung oleh Brigham Young University, Provo, Amerika Serikat menggelar Seminar Geologi Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (29/11). Kegiatan ini melibatkan pihak-pihak terkait dari unsur pemerintah dan non pemerintah.

Seminar yang mengusung tema Indonesia Rawan Gempa Bumi dan Tsunami: Apa yang Harus Dilakukan?  ini menghadirkan lima pembicara. Mereka ialah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Wisnu Widjaya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto, Brigham Young University, Ronald A Harris, U-Inspire, dan Nuraini Rahma Hanifa.

Ketua LPBI PBNU M Ali Yusuf menyatakan bahwa lembaganya bersama Yayasan GOSZA dan Birmingham Yoing University berkomitmen untuk terlibat aktif meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami di Indonesia.

"Melalui seminar ini, pengetahuan dan kesadaran masyarakat, para pemangku kepentingan yang berada di wilayah rentan terdampak gempa bumi dan tsnuami, maupun instansi pemerintahan yang bertugas di bidang kebencanaan dapat meningkat, sehingga ketahanan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana gempa bumi dan tsunami juga menguat," kata Ali.

Ia berharap, keterlibatan para pihak dapat merumuskan tindak lanjut seusai kegiatan melalui serangkaian kebijakan dan aktivitas yang terpadu, untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami.

Sementara Direktur Humas Yayasan Gosza Nasional, Agus Kusumarmanto berharap dengan diselenggarakannya seminar ini, menjadi semakin banyak masyarakat yang memahami keadaan alam Indonesia yang subur sekaligus menyimpan potensi bencana. Sehingga masyarakat memiliki kesipana jika satu waktu bencana kembali melanda.

"Semoga (peserta seminar) mendapatkan manfaat sebanyak-banyaknya untuk menjadi lebih siap ketika hal ini (gempa bumi dan tsunami) benar-benar terjadi," kata Agus.

Sebagai informasi, sebelumnya seminar serupa juga diselenggarakan di dua wilayah lain, yaitu Malang, Jawa Timur dan Palu, Sulawesi Tengah.

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi