Nasional

LPBINU Teken Kerja Sama dengan BNPB untuk Tingkatkan Penanggulangan Bencana

Sabtu, 3 Juni 2023 | 19:00 WIB

LPBINU Teken Kerja Sama dengan BNPB untuk Tingkatkan Penanggulangan Bencana

Ketua LPBINU Ace Hasan Syadzily, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Ketua BNPB Letjen TNI Suharyanto usai meneken kerja sama saat Rakornas LPBINU di Pondok Pesantren Al-Hamidiyah, Depok, Jawa Barat, Sabtu (3/6/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)

Depok, NU Online

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) menjalin kerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan PT  Danone. Hal ini dilakukan guna meningkatkan penanggulangan bencana.


Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto. Sementara penyerahan mobil bantuan diserahkan dari Presiden Direktur Danone Indonesia Connie Ang kepada Ketua LPBINU TB Ace Hasan Syadzily.


"Tadi dalam acara Rakornas ini pun kami juga telah menandatangani MoU bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana,ini merupakan lembaga negara yang diberikan mandat oleh negara untuk menjadi leading sektor bagi penanggulangan bencana dan mitigasi bencana di Indonesia," ujar Ace pada konferensi pers setelah pembukaan Rakornas LPBINU di Pondok Pesantren Al-Hamidiyah, Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (3/6/2023).


Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penting sekali untuk membangun kerja sama dengan BNPB, sebab merupakan lembaga pemerintah yang selama ini sangat berperan aktif dalam upaya menghadapi kebencanaan di Indonesia.


"Kami tentu di LPBINU tadi sebagaimana arahan ketua umum bapak KH Yahya Cholil Staquf juga ingin orientasinya pada mitigasi bencana dengan cara bagaimana isu perubahan iklim juga menjadi salah satu materi di dalam pendidikan di Nahdlatul Ulama di kalangan pesantren, madrasah, dan di berbagai pendidikan yang ada di lingkungan Nahdlatul Ulama," imbuhnya.


Ia berharap dari penandatanganan MoU tersebut dapat membangun kerja sama sebagai upaya untuk menghadapi kesiapsiagaan bencana. "Karena kita merupakan daerah cincin api, daerah yang rawan bencana dan tentu tanggung jawabnya bukan hanya kepada pemerintah tetapi juga dari kalangan organisasi kemasyarakatan terutama NU," katanya.


"Sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, (NU) memiliki tanggung jawab untuk bagaimana kita melakukan penanggulangan bencana tersebut. Selain itu, juga kami bersinergi dengan pihak swasta yaitu PT Danone Indonesia yang telah memberikan bantuan kepada kita satu mobil. Mobil ini dipergunakan, mobil ini ya isinya adalah air, penyulingan air," lanjutnya.


Menurutnya, dalam konteks penanganan bencana pendekatan yang harus dilakukan adalah pentahelix, yaitu bukan hanya dengan pemerintah saja tetapi juga dengan pihak swasta.


"Tentu saja LPBINU yang berbasis di pesantren menjadi garda terdepan di dalam membantu pemerintah dalam penanganan bencana dan tentu dengan pihak swasta akan dilakukan, terutama untuk bisa mengantisipasi pengendalian perubahan iklim, karena berbagai bencana di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari kondisi perubahan iklim dan lingkungan yang ada di Indonesia," ungkapnya.


Ace berharap  kerja sama tersebut dapat ditindaklanjuti dengan kerja-kerja yang konkrit terutama di daerah, maka dari itu membutuhkan dukungan dari masyarakat.


Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, bahwa penanganan bencana ini pentahelix, yakni masyarakat yang terkena bencana itu sendiri, pemerintah, media, dunia usaha, dan lembaga swadaya masyarakat.


"Kegiatan-kegiatan seperti ini yang dilakukan oleh masyarakat yang peduli terkait bencana sangat dibutuhkan, karena kalau semua terlibat maka penanganan bencana akan lebih mudah dan tepat sasaran," ujarnya.


Kemudian Presiden Direktur Danone Indonesia Connie Ang berharap kerja sama tersebut terus berlanjut dan berkembang. “Kita harap ke depannya kerja sama ini terus berlanjut dan berkembangan. Saya ingin mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang terjalin,” ujarnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Syakir NF