Nasional RISET DIKTIS

Madrasah Harus Lakukan Pemerataan dan Perluasan Pendidikan

Sabtu, 9 November 2019 | 03:15 WIB

Madrasah Harus Lakukan Pemerataan dan Perluasan Pendidikan

Ilustrasi (Abdul Hadi Hasan)

Madrasah Ibtidaiah (MI) harus mampu melakukan perluasan dan pemerataan pendidikan kepada seluruh peserta didik. Dalam hal ini, madrasah harus mampu mendorong anak didik menuntaskan pendidikannya hingga jenjang MTs (SMP). Bahkan jika ada anak didik yang memilih putus sekolah karena alasan ekonomi, madrasah harus bisa menarik mereka kembali bersekolah dengan program beasiswa yang diberikan oleh pemerintah.
 
Strategi tersebut menjadi usulan Asep Jihad, Wati Susilawati, dan Ridha Abdullah dalam penelitian tahun 2018 berjudul Pengembangan Model Daya Saing Global Madrasah Ibtidiyah (MI) di Jawa Barat. Penelitian didukung oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI.
 
Berdasarkan penelitian tersebut, ditemukan bahwa pendidikan Madrasah Ibtidaiyah di Jawa Barat mengalami dekadensi peminat. Salah satunya disebabkan karena sarana-prasarana yang kurang memadai, dan kurangnya tenanga pengajar yang profesional.
 
Selain itu, juga disebabkan banyaknya lembaga MI yang dibangun berhimpitan dengan lembaga SD, sehingga para siswa lebih memilih SD yang fasilitasnya lebih baik, pengajarnya profesional, dan Bantuan Operasional Siswanya lebih besar ketimbang MI. Melihat kondisi ini, Asep, dkk, merasa perlu ada perombakan dan penyusunan kembali sistem madrasah, baik dari segi pelayanan, pengajaran, dan bahkan sistem pengelolaan madrasah itu sendiri.
 
Berkaitan dengan ini, dalam hasil penelitian tersebut, Asep dkk menawarkan beberapa terori pengembangan madrasah yang harus terus dilakukan.
 
Dalam strategi peningkatan layanan pendidikan yang ditawarkan oleh peneliti menjelaskan bahwa dalam kerangka menjaga eksistensi pendidikan madrasah serta meningkatkan mutu pendidikan anak didik, madrasah harus memberikan layanan yang bagus dan memuaskan. Madrasah perlu memperkuat pendidikan alternatif di luar kelas seperi bimsus, bimbel, dan matrikulasi pelajaran-pelajaran tertentu.
 
Termasuk dalam salah satu layanan pendidikan madrasah yang harus ditingkatkan adalah berkaitan dengan pembiayaan. Dalam hal ini menurut peneliti, madrasah perlu mengintegrasikan dana bantuan operasional pendidikan yang diberikan pemerintah ke dalam anggaran rutin kegiatan operasional pendidikan di madrasah. Oleh karena itu, peneliti mengemukakan usulan perluasan dan pemerataan pendidikan kepada seluruh anak didik tersebut.
 
Dari segi manajemen pendidikan, Asep, dkk mengungkapkan perlunya pola pengelolaan dan manajemen madrasah yang profesional. Sehingga, peran-fungsi, dan tanggung jawab tenaga pendidik dan sistem perencanaan regional dan lokal di tingkat satuan pendidikan agar diperhatikan secara sungguh-sungguh.
 
Bahkan jika dibutuhkan, partisipasi masyarakat melalui pembentukan majelis madrasah serta pengkajian pengembangan dan evaluasi pelaksanaan pendidikan juga harus dilakukan secara runtin dan intensif. Beberapa terori yang telah disebutkan di atas hakikatnya berhubungan erat dengan mutu dan relevansi pendidikan madrasah itu sendiri.
 
Secara umum, peneliti menyebutkan bahwa era global merupakan sebuah keniscayaan yang harus dihadapi oleh  seluruh masyarakat Indonesia. Perubahan yang muncul bisa berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap lembaga pendidikan yang sedang berjalan di Indonesia termasuk di dalamnya madrasah. Perubahan global membutuhkan antisipasi karena hal tersebut tidak bisa dihindari dan menjadi  sesuatu yang menantang. Dalam mengantisipasi tantangan global, madrasah diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas serta memiliki moral yang baik. 

Hasil penelitian tersebut juga merumuskan Madrasah Ibtidaiyah secara umum membutuhkan pelatihan untuk untuk meningkatkan daya saing global madrasah, dengan  melibatkan seluruh elemen masyarakat  berupa penguatan manajemen madrasah dan  promosi; pengembangan model pembelajaran kontemporer, dan evaluasi pembelajaran.
 
 
Penulis: Kendi Setiawan
Editor: Kendi Setiawan