Nasional

Majelis Masyayikh, Lembaga Penjaga Standarisasi Akademik Ma’had Aly

Selasa, 29 November 2016 | 04:30 WIB

Situbondo, NU Online
Ma’had Aly terus memperkuat diri dengan membangun sistem berdasarkan masukan-masukan dari para ulama. Sebab itu, Kementerian Agama dalam hal ini Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren mendirikan Majelis Masyayikh.

Majelis Masyayikh Ma’had Aly terdiri dari para kiai dan ulama sebagai perancang dan penjaga standarisasi akademik Ma’had Aly. Upaya ini dilakukan agar tradisi dan keilmuan berbasis pesantren tetap kuat dan terjaga dengan baik.

“Selain sebagai perancang standarisasi akademik, Majelis Masyayikh juga berperan sebagai expert judgement,” ujar Kepala Sub Direktorat Pendidikan Diniyah Kementerian Agama Ahmad Zayadi.

Majelis Masyayikh menggelar pertemuan pertama kali di Pondok Pesantren Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, Jawa Timur, Senin (28/11). Ma’had Aly di pesantren tersebut merupakan lembaga pendidikan tinggi tertua di pesantren yang didirikan sejak tahun 1990. 

Bahkan, Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah telah mempunyai dua jenjang, Ma’had Aly Marhalah Ula (setara S1) dan Ma’had Aly Marhalah Tsaniyah (setara S2). Namun demikian, Kementerian Agama baru memperkuat sistem Ma’had Aly untuk jenjang S1. 

Adapun Jenjang S2 menjadi road map penting bagi Kemenag untuk lebih memperkuat dalam upaya melahirkan kader-kader ulama kokoh dan mumpuni dalam bidang tafaqahu fiddin.

Ke-13 Ma’had Aly yang mempunyai izin operasional Kementerian Agama hadir dalam pertemuan Majelis Masyayikh ini. Adapun di antara Anggota Majelis Masyayikh yang hadir dalam pertemuan tersebut ialah Prof Dr KH Said Agil Husein Al-Munawwar, Dr KH Ahsin Sakho Muhammad, dan KH Afifuddin Muhajir didampingi Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo KHR Azaim Ibrahimy.

Majelis Masyayikh dalam pertemuan tersebut merumuskan pengembangan kurikulum Ma’had Aly. Kurikulum tersebut dikembangkan sesuai dengan distingsi, fokus, atau kekhasan keilmuan menjadi Program Studi di masing-masing Ma’had Aly.

Di antara Program Studi yang berupaya dikembangkan yaitu: Al-Qur’an dan Ilmu Al-Qur’an (Al-Qur’an wa Ulumuhu), Tafsir dan Ilmu Tafsir (At-Tafsir wa Ulumuhu), Hadits dan Ilmu Hadits (Al-Hadits wa Ulumuhu).

Selain itu juga Prodi Fiqih dan Ushul Fiqih (Fiqh wa Ushuluhu), Akidah dan Filsafat Islam (Aqidah Islamiyyah wa Falsafatuha), Tasawuf dan Tarekat (Tasawwuf wa Thariqatuhu), Ilmu Falak (Ilmu Falak), Sejarah dan Peradaban Islam (Tarikh Islamiy wa Tsaqafatuhu), serta Bahasa dan Sastra Arab (Lughah Arabiyyah dan Adabuha).

Dari upaya perumusan pengembangan kurikulum tersebut, Majelis Masyayikh Ma’had Aly akan memberikan rekomendasi sehingga kurikulum yang dirancang mempunyai rumusan lengkap dan komprehensif sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan sosial masyarakat. Karena walau bagaimana pun, sasaran ilmu agama adalah masyarakat sehingga penting memahami perubahan sosial terkini. (Fathoni)