Matakin Apresiasi Dialog Interfaith PBNU Bersama Grand Syekh Al-Azhar
NU Online · Rabu, 10 Juli 2024 | 14:30 WIB

Mulyadi Liang (paling kanan) mewakili Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) pada dialog Interfaith and Intercivilizational Reception dialog bersama Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Thayeb di Hotel Pullman Jakarta Central Park pada Rabu (10/7/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Perwakilan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Mulyadi Liang, mengapresiasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang telah menyelenggarakan dialog Interfaith and Intercivilizational Reception dialog bersama Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Thayeb.
Menurutnya, forum ini tepat digelar di tengah kondisi dunia yang penuh tantangan seperti perang, ketimpangan sosial, dan perubahan iklim yang membutuhkan penanganan serius.
"Saya mengapresiasi upaya PBNU untuk menginisiasi acara ini dalam skala luas mengingat kondisi dunia yang terasa semakin rawan," kata Mulyadi di Hotel Pullman Jakarta Central Park pada Rabu (10/7/2024).
Mulyadi berharap forum ini mampu menembus batas perbedaan agama, etnis, dan budaya, serta mengatasi berbagai kesalahpahaman.
"Semoga saling pengertian, saling pemahaman, menghormati dan saling menyayangi terus tumbuh subur disetiap relung hati, sanubari umat manusia di dunia menembus batas-batas perbedaan agama, etnis, bangsa, negara dan budaya," jelasnya.
Mulyadi juga menyambut kedatangan Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Thayeb ke Indonesia dengan harapan inisiatif dan kerjasama yang baik dapat terbangun dengan komunitas di luar beragama Islam.
"Kami mengucapkan selamat datang kepada Grand Syekh Al Azhar Syaikh Ahmed El Tayeb ke Indonesia semoga inisiatif dan kerjasama untuk membangun dan komunikasi dengan baik jujur dan terbuka dengan seluruh komunitas di luar beragama Islam," ungkapnya.
"Semoga dapat berkembang dapat dibangun dunia yang adil, makmur dan saling percaya, rukun, damai, sejahtera, bahagia dan sentosa dan harmonis," imbuhnya.
Harapan ini, menurutnya, sejalan dengan cita-cita Konghucu yang menginginkan adanya kebersamaan yang agung, yaitu sebuah kondisi masyarakat yang harmonis, rukun, dan damai sehingga manusia tidak hanya menjadi keluarga besar bagi keluarga mereka sendiri tetapi juga bagi umat manusia secara keseluruhan.
"Saya yakin semua induk kunci punya anak kunci meski ladang-ladang hilang atau tercecer saya yakin pula setiap permasalahan ada jalan keluar. Saya yakin tiada hasil tanpa usaha dan tiaa hasil yang mengkhianati usaha yang tulus, serius dan sungguh-sungguh," bebernya.
Mulyadi juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada KH Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 RI, dan PBNU yang senantiasa mendukung serta memberikan perlindungan khususnya kepada komunitas Konghucu di Tanah Air.
"Terima kasih kepada KH Abdurrahman Wahid dan PBNU atas dukungan dan perlindungannya kepada kami di Indonesia," pungkasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua