Nasional

Mengenal Sosok Gus Kikin, Pengasuh Pesantren Tebuireng

Jumat, 7 Februari 2020 | 02:15 WIB

Mengenal Sosok Gus Kikin, Pengasuh Pesantren Tebuireng

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Abdul Hakim atau Gus Kikin. (Foto: Istimewa)

Jombang, NU Online
Dalam sebuah kesempatan memberikan sambutan di pesarean keluarga Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Abdul Hakim mengemukakan bahwa wafatnya KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) sebagai cobaan bagi keluarga.
 
Dalam pandangannya, Gus Sholah adalah sosok yang ikhlas dalam meningkatkan kualitas pesantren sehingga sampai saat ini prestasi Pesantren Tebuireng demikian membanggakan. 
 
“Berkat jasa almarhum, kini Pesantren Tebuireng perkembangannya sangat pesat,” kata Gus Kikin, sapaan akrabnya. Menurutnya, kepergian Gus Sholah sebagai ulama adalah musibah besar. “Ini menjadi peringatan untuk mampu memingkatkan pendidikan anak-anak kita,” katanya kala itu.
 
Penerus Gus Sholah
KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin yang awalnya menjadi Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng, dipercaya untuk meneruskan perjuangan KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
 
Di banyak kesempatan, Gus Kikin mengatakan bahwa Gus Sholah sudah menyiapkan calon Pengasuh Pesantren Tebuireng sekitar empat tahun lalu. Saat itu dirinya diminta adik kandung Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu untuk menyiapkan diri.
 
“Januari 2016 saya diminta Gus Sholah membantu beliau dan bersiap. Kalau terjadi suksesi, kami diminta melanjutkan. Termasuk suksesi beliau sudah menyiapkan. Saya banyak belajar dari beliau,” kata Gus Kikin di Pesantren Tebuireng, Jalan Irian Jaya nomor 10, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang sebagaimana diwartakan salah satu kantor berita nasional.
 
Pemilihan dirinya sebagai Pengasuh Pesantren Tebuireng, lanjut Gus Kikin, dilakukan Gus Sholah melalui musyawarah keluarga. Yaitu melibatkan seluruh keturunan KH M Hasyim Asy’ari, selaku pendiri pesantren.
 
Sebanyak 200 lebih anggota keluarga Pesantren Tebuireng dikumpulkan oleh Gus Sholah pada 2016 silam. Saat itu, setiap orang yang datang diminta menyampaikan usulan soal siapa sosok yang tepat menjadi Pengasuh Tebuireng selanjutnya.
 
Berbagai usulan sekaligus kriteria calon pengasuh kata Gus Kikin, lantas dibahas oleh tim khusus. Tim ini terdiri dari sembilan orang perwakilan keturunan KH M Hasyim Asy’ari. Di situ diputuskan siapa yang menjadi pengasuh. 
 
“Tahun 2016 itu dulu akhirnya saya diminta Gus Sholah, saya siap. Kita sudah selesai, sudah jauh hari. Itu yang oleh Gus Sholah sudah dilakukan. Sehingga beliau tidak lagi memikirkan itu,” katanya.
 
Sebagai Pengasuh Pesantren Tebuireng yang baru, Gus Kikin akan melanjutkan berbagai pengembangan pesantren yang telah dilakukan Gus Sholah selama ini. Selama dipimpin cucu KH M Hasyim Asy’ari itu, Pesantren Tebuireng telah mempunyai 15 cabang di seluruh Indonesia. Lerbih rincinya Pesantren Tebuireng Pusat di Tebuireng, Cukir, Jombang. Tebuireng II di Jombok, Ngoro, Jombang, Tebuireng III, Hajarun Najah, Indragiri Hilir, Riua, Tebuireng IV, al-Islah Indradiri Hulu, Riau, Tebuireng V, Ciganjur, Jakarta, Tebuireng VI, Binaumma, Cianjur.
 
Tebuireng VII, Miftakhul Khoir, Bolaang Mongonowan Timur, Sulut, Tebuireng VIII, Petir, Serang, Banten. Tebuireng IX, al-Kamal, Sibolangit, Deli Serdang, Sumatra Utara, Tebuireng X, al-Hijaz, Rejang Lebong, Bengkulu, Tebuireng XI di Ambon Maluku.
 
Tebuireng XII, Darul Shalihin, Tulang Bawang Barat, Lampung, Tebuireng XIII di Pandeglang, Banten, Tebuireng XIV, Madani, Bintan, Kepulauan Riau, serta Tebuireng XV di Samarinda, Kalimantan Timur.   
 
“Kami akan lanjutkan semuanya. Banyak kebutuhan, banyak hal yang harus kami lakukan. Kebutuhan pendidikan, kami tetap lanjutkan itu,” kata pemilik BBS TV Surabaya itu. 
 
Kiai yang Pengusaha
Pengusaha mapan di bidang minyak dan gas bumi ini adalah pemilik PT Energi Mineral Langgeng (EML), sebuah perusahaan migas nasional yang diberi amanat mengelola South East Madura Block. Wilayah kerja yang dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) ini meliputi wilayah Sumenep dan Situbondo. 
 
Saat ini, PT EML telah melakukan pengeboran dua sumur eksplorasi yang diberi nama Sumur ENC-01 dan ENC-02. Kedua sumur tersebut terletak di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. 
 
Saat upacara penajakan Sumur Eksplorasi ENC-01, hampir sewindu lalu tepatnya 3 April 2012, Gus Sholah yang hadir dengan beberapa kiai mengatakan bahwa sumur tersebut adalah sumur migas pertama di Indonesia yang dimiliki oleh santri. Upacara penajakan tersebut juga dihadiri oleh beberapa purnawirawan jenderal yang dipimpin oleh Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan. 
 
Pada 9 September 2018, PT EML kembali melanjutkan pengeboran Sumur Eksplorasi ENC-02. Menurut General Manager EML Sopandi Tossin, target kedalaman sumur eksplorasi ini direncanakan mencapai sekitar 9.800 kaki dan akan menembus beberapa jenis lapisan batuan. 
 
Di samping untuk mendapatkan data bawah permukaan dari jenis batuan dan unsur geologi lainnya, kegiatan ini juga diharapkan dapat membuktikan keberadaan hidrokarbon yang ekonomis di perut bumi Sumenep. 
 
“Kami memperkirakan, besar sumber daya sekitar 70 juta barel minyak,” ungkap Sopandi kepada wartawan, 9 September 2019.
 
Kegiatan pengeboran yang berlangsung selama 210 hari dan berakhir pada 6 April 2019 tersebut akhirnya berhasil menemukan potensi hidrokarbon. Yang lebih menggembirakan, status sumur yang berhasil menembus kedalaman 7.289 kaki tersebut dinyatakan sebagai sumur penemu minyak dan gas (oil and gas discovery). 
 
Gus Kikin adalah putra almarhum KH Mahfudz Anwar dan Nyai Hj Abidah Ma'shum. Dari jalur ibu, nasabnya bersambung kepada Nyai Hj Khoiriyah Hasyim, putri sulung Hadratus Syaikh KH M Hasyim Asy'ari yang diperistri KH Ma'shum Ali, ahli falak asal Gresik dan pengarang kitab Amtsilah Tasrifiyah, atau kakak kandung KH Adlan Ali Cukir.
 
Sedangkan dari jalur ayah, nasabnya bersambung kepada KH Anwar bin Alwi, pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatun Nasyi'in Paculgowang, Jombang. Dari jalur ayah ini, Gus Kikin terhitung masih adik sepupu KH Anwar Manshur, pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo, yang saat ini menjabat Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim.
 
Usai perhelatan Konferensi Wilayah NU Jatim yang diselenggarakan di Pesantren Lirboyo Kota Kediri beberapa waktu berselang, namanya masuk sebagai Wakil Ketua PWNU Jatim. 
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Syamsul Arifin