Nasional

Mengungkap Tren Dakwah Milenial ala Santri

Senin, 5 Oktober 2020 | 20:10 WIB

Mengungkap Tren Dakwah Milenial ala Santri

Saat ini dakwah ramah ala NU diharapkan lebih masif untuk menyentuh semua kalangan.

Jombang, NU Online

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng, Jombang, Jawa Timur mengadakan Webinar dan Diskusi Santai dengan Tema Dakwah Digital dan Geliat Santri Online. Acara tersebut berlangsung Ahad (4/10) bertujuan memberikan edukasi bagaimana cara berdakwah yang baik, kreatif, dan inovatif dalam lingkup Nahdlatul Ulama.
 

"Dengan adanya dakwah melalui online ini kami bisa terinspirasi dan berjuang dengan juga memberikan sumbangsih untuk anak-anak Generasi Z agar memahami yang mempunyai fondasi sejarah budaya yang kuat sekaligus bertujuan rahmatan lil alamin," ujar host yang juga dosen, Muhammad As’ad saat pembukaan acara secara daring ini.

 

Admin Santri Gayeng, Rumail Abbas mengatakan, ketertinggalan Nahdliyin dan beberapa pondok pesantren di Jawa, karena bathsul masail membahas tentang penggunaan media sosial yang masih simpang siur. Ditambah penggunaan telepon pintar di beberapa pondok yang belum bisa membebaskan itu.

 

Rubail Abbas juga mengulik bahwa satu materi tentang Nu'aiman ketika dibawakan oleh keluarga Basalamah dan Gus Baha akan berbeda.

 

"Ketika materi ini dibawakan oleh keluarga Basalamah maka orang akan langsung berpikir cepat-cepat ke masjid. Tetapi berbeda dengan ketika materi ini dibawakan oleh Gus Baha, orang akan berpikir bikin kopi, menikmati hidup, dan bersyukur," terangnya.

 

Khasbi Faqih, admin Ala NU, mengatakan kontestasi dakwah antara 'jalur kanan' dan NU juga sangat sering. Tetapi, pengaruh jalur kanan lebih besar melalui jalur buzzer yang memang sudah dipersiapkan.

 

"Tetapi kami sebagai NU berjuang dengan amaliah yang sudah kami pahami di pesantren bersama dengan warga NU yang lain dalam satu forum di Facebook," ujarnya.

 

Admin NU Garis Lucu berkata NU memiliki banyak sekali ulama dan memiliki selera humor yang sangat tinggi. "Ketika berdakwah agar tetap relevan dan membangun rasa gayeng antarjamaah sekaligus, dan kami datang dengan mengadopsi cara tersebut," katanya.

 

Secara garis besar webinar diharapkan mampu menggugah gairah generasi millenial untuk lebih mengerti tentang bagaimana bersosial media yang baik, bermanfaat, dan tetap menjunjung tinggi ilmu ke-NU-an.

 

Kontributor: Muhammad Ulin Nuha
Editor: Kendi Setiawan