Jakarta, NU Online
Dijelaskan dalam Al-Qurāan bahwa dzikir merupakan salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT sekaligus dapat menenteramkan kalbu. Menurut Pakar Tasawuf KH M. Luqman Hakim, tidak ada alasan duniawi yang dapat dijadikan argumen untuk tidak berdzikir kepada Allah.
āApakah ada alasan lain, bahkan satu saja alasan dari tumpukan alasan anda untuk tidak bersyukur pada Allah? Apakah layak alasan-alasan hina yang berbau duniawi anda jadikan argumen untuk tidak dzikir pd Allah? Adakah alasan-alasan problema untuk dijadikan alibi menjauh dari Allah?ā ujar Kiai Luqman dikutip NU Online, Senin (24/6) lewat twitternya.
Menurut penulis buku Filosofi Dzikir ini, sudah saatnya seseorang menjadi manusia bermiliar dzikir. Bahkan di hadapan manusia ada biliunan dzikrullah yang menunggu detak jantung jiwa manusia, hasrat rindu ruh manusia, dan hamparan rahasia maārifat sirr manusia.
Kiai Luqman memaparkan, ahli dzikirullah juga diberi kemampuan kontemplatif untuk melipatgandakan jumlah dzikrullah itu, dalam jumlah yang tiada hingga.
āSemisal dengan jumlah seluruh makhluk Allah di alam semesta, atau seluruh makhluk dalam genggaman dan pandangan Allah Taāala, Subhanallah,ā tutur Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatul Muhibbin Caringin, Bogor, Jawa Barat ini.
Dalam satu detik, sambung Kiai Luqman, manusia bisa memasuki seluruh jumlah makhluk Allah dalam hitungan dzikirnya. āDahsyat bukan? āMaka bertanyalah kepada ahli dzikir jika kalian tidak berilmuā, demikian Firman-Nya. Kaum Sufi adalah The Million DzikrMan, The Billion DzikrMan. Bahkan The All UniversDzikrMan,ā jelasnya.
Dzikrullah, lanjut Direktur Sufi Center ini, lembah para Kekasih Allah terhampar. Seluruh maqomat sufi, bahkan seluruh kondisi ruhani para Sufi, diselubungi Dzikrullah, saling berkelindan, menyulam, menumbuhkan cabang-cabang dari pohon Maārifat yang ditanam dibumi Yaqin, di mana biji-biji Iman tumbuh, buahnya adab-akhlak.
āTanjakan ruhani tanpa Ruh Dzikrullah, hanyalah perjalanan sia-sia menuju Allah, karena ia akan gagal. Hebatnya kontemplasi filosofis dan ilmu manusia tentang Allah tanpa amaliyah Dzikrullah, tak lebih dari gedung menjulang, sedetik lagi roboh, karena tak ada fondasi dan cahaya,ātandas Kiai Luqman. (Fathoni)