Nasional

Menjaga Nyala Api Belajar Siswa dan Santri

Jumat, 12 Juni 2020 | 03:00 WIB

Menjaga Nyala Api Belajar Siswa dan Santri

KH Yusuf Chudori juga meminta para santri yang belum dapat kembali ke pesantren untuk dapat lebih dulu mengaji kepada kiai terdekat atau di pesantren yang masih dapat dijangkau dari rumah masing-masing.

Jakarta, NU Online

Salah satu problem paling tinggi bagi pelajar saat ini adalah menjaga nyala api belajarnya untuk tetap hidup di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Hal itu disebabkan lamanya mereka mendekam di rumah karena harus mematuhi aturan pemerintah untuk tidak banyak berinteraksi dengan masyarakat luar, menjaga jarak dengan orang lain.


“Bukan hal yang mudah karena maintain motivasi itu urusannya dengan psikis seseorang,” kata Plt Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hasan Chabibie saat diskusi daring Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) Rabu (10/6).


Terlebih perekonomian saat ini tengah terpuruk, biaya pendidikan yang tidak murah dengan tambahan harus memiliki kuota internet juga. Hal tersebut dikhawatirkan berujung pada demotivasi pendidikan. Tak ayal, Kemendikbud mengeluarkan kebijakan agar guru dan sekolah tidak harus mencapai kurikulum ideal. “Saya masih optimis dengan dunia pendidikan kita,” katanya. 


Pendidikan, menurutnya, masih lebih baik ketimbang sektor lainnya, seperti ekonomi, pariwisata, dan sebagainya yang turun drastis. Pasalnya, pendidikan masih memiliki kanal alternatif. Misalnya, ikhtiar Kemendikbud untuk membuat tayang pembelajaran melalui radio dan televisi yang dianggap dapat lebih menyentuh siswa di berbagai penjuru Indonesia.  “Saya pikir ini aktivitas yang bisa kita lakukan,” katanya.


Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah KH Yusuf Chudori juga meminta para santri yang belum dapat kembali ke pesantren untuk dapat lebih dulu mengaji kepada kiai terdekat atau di pesantren yang masih dapat dijangkau dari rumah masing-masing. Pasalnya, pesantren yang diasuhnya mengizinkan santri kembali ke pesantren secara bertahap. Saat ini, baru para santri yang berasal dari wilayah Jawa Tengah.


“Selain ngaji online kita sarankan juga ngaji ke kiai terdekat di kampungnya masing-masing atau pesantren-pesantren terdekat sambil menunggu situasi pandemi ini landai dan bisa kembali lagi ke pesantren,” katanya.


Diskusi ini dibuka oleh pembicaraan Ketua Umum PP IPNU Aswandi Jailani yang menyoroti pendidikan nanti di masa normal baru, khususnya mengenai fasilitas di setiap lembaga pendidikan, baik pesantren, sekolah, maupun kampus yang harus segera dipenuhi sesuai protokol kesehatan.


Kegiatan ini juga menghadirkan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Hj Margaret Aliyatul Maimunah, Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Maarif NU Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah Zainudin, dan Ketua Bidang Pendidikan PP IPNU Ferial Farkhan IA.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Abdullah Alawi