Nasional

Muslimat NU: Kemiskinan Faktor Pendorong Tingginya Buruh Migran

Selasa, 2 Oktober 2018 | 01:20 WIB

Muslimat NU: Kemiskinan Faktor Pendorong Tingginya Buruh Migran

Ilustrasi (via Media Indonesia)

Jakarta, NU Online
Muslimat Nahdlatul Ulama mengidentifikasi berdasarkan fakta di lapangan bahwa potret kemiskinan merupakan faktor yang mendorong tingginya angka buruh migran atau pekerja migran dari Indonesia ke luar negeri.

Kondisi ini menjadi perhatian Muslimat NU ketika mengadakan Pelatihan Kader Penggerak Perempuan Desa pekan lalu di Indramayu, Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih karena di Indramayu menyumbang buruh migran tertinggi yaitu mencapai 104.479 orang.

“Potret kemiskinan inilah diantara yang mendorong tingginya buruh migrant atau Pekerja Migran Indoensia, terutama dari Kabupaten Indramayu yang mencapai 105.479 orang,” tegas Ketua Periodik Pimpinan Pusat Muslimat NU Hj Mursyidah Thahir.

Temuan hasil assessment terkait penyebab keberadaan buruh migran yaitu: pertama, menjadi buruh migran merupakan pilihan terakhir ketika tidak adanya modal berusaha, terbatasnya lapangan kerja dan kebutuhan rumah tangga yang terus meningkat.

Sehingga dengan keterbatasan skill yang ada, terdapat 10.000 lebih tenaga kerja setiap tahun, menjadi TKI dengan nasib atau kondisi yang berbeda-beda. “Ada yang kemudian punya para buruh migran memiliki tabungan dan usaha sekembali dari luar negeri ada pula yang kembali dengan kondisi sangat memprihatinkan,” ucap Mursyidah.

Kedua, secara geografis sesungguhnya sumberdaya alam di kabupaten Indramayu cukup potensial sebagai daerah trans-jawa (penghubung antara pulau jawa) maka industri olahan makanan cukup menjanjikan seperti bakso, sosis dan abon serta olahan makanan berbasis ikan laut.

“Hal ini yang menjadi harapan setelah adanya pelatihan mereka dapat membuka usaha ekonomi produktif,” terangnya.

Ketiga, ada keinginan kuat bagi masyarakat terutama perempuan memiliki keterampilan ekonomi sehingga menghasilkan keuntungan yang dapat mendukung pemenuhan kehidupan secara berkelanjutan dengan pendampingan dari kader penggerak desa dan fasilitasi pemerintah setempat.

Dari temuan lapangan tersebut, maka Muslimat NU  bekerja sama dengan Hanns Seidel Foundation dari Jerman melaksanakan pelatihan kader perempuan penggerak desa pada program’ Demokrasi Desa Dan  Pemberdayaan Sumber Daya Perempuan’.

Hadir dalam kegiatan tersebut di antaranya Ketua II PP Muslimat NU Nyai Hj Nurhayati Said Aqil Siroj beserta jajaran pengurus lainnya dan Direkur Hanns Seidel Foundation Daniel Hilmann.

Dari unsur pemerintah daerah hadir Sri Wulaningsih sebagai kepala dinas Tenaga Kerja dan Umar Danni, pelaksana dinas Pembangunan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Indramayu. (Fathoni)