Nasional

Mustasyar PBNU Jelaskan Pesan Terakhir Rasulullah saat Haji Wada

Jumat, 31 Maret 2023 | 17:30 WIB

Mustasyar PBNU Jelaskan Pesan Terakhir Rasulullah saat Haji Wada

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zakky Mubarak saat menyampaikan dakwah di akun Facebooknya. (Foto: Tangkapan layar).

Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zakky Mubarak menjelaskan pesan-pesan terakhir Rasulullah saw ketika melaksanakan haji wada. Ia mengatakan, Nabi Muhammad saw mengemukakannya lewat untaian kata yang meluluhkan hati setiap pendengarnya.

 

“Beliau menyampaikan pesan-pesan yang sangat mengharukan dan menembus hati,” kata Kiai Zakky dalam tausyiah digital di akun Facebooknya, Jumat (31/3/2023).

 

Pertama, adalah tentang persamaan. Lewat artikulasi yang halus, terang dia, Nabi Muhammad saw berhasil menyadarkan umatnya tentang persamaan, penegasan sumber pokok dari ajaran Islam, dan cara menghormati perempuan.

 

“Beberapa hal yang beliau pesankan di haji wada itu, antara lain: tentang persamaan hak dan menegaskan mengenai sumber pokok ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, termasuk ahlul bait Nabi dan keturunan Nabi,” ungkap dia.

 

Dijelaskan, dalam membahas kesetaraan hak, Nabi Muhammad saw menyampaikan pesan bahwa setiap manusia adalah keturunan dari Nabi Adam as yang berasal dari tanah. Tidak ada dikotomi antara ras Arab maupun non Arab.

 

“Tidak ada kelebihan antar orang yang berkulit putih terhadap orang yang berkulit hitam, dan tidak ada kelebihan orang yang berkulit hitam dengan orang yang berkulit putih, kecuali dengan takwanya,” jelas Kiai Zakky mengutip hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad.

 

Menurutnya, pesan ini mengajarkan kepada setiap manusia tentang persamaan hak bagi seluruh bangsa dan suku, tidak ada perbedaan suatu bangsa dengan bangsa lain atau suatu ras dengan ras lainnya. Manusia yang paling mulia tidaklah ditentukan oleh ras, bangsa, suku atau keturunan, yang membedakannya adalah ketakwaannya.

 

“Siapapun dari mereka yang paling bertakwa, maka itulah yang terbaik, dijelaskan dalam Al-Qur’an: sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu adalah yang paling bertakwa,” ujarnya mengartikan QS Al Hujurat.

 

Pesan kedua, sambung dia, tentang sumber ajaran Islam. Terkait ini, Nabi saw menyebut ada beberapa versi, yakni Al Qur’an dan hadits. Kemudian Al Qur’an dan kalam ahli bait Rasulullah saw.

 

Sementara, mengenai sikap penghormatan terhadap kaum perempuan, diterangkan, bahwa itu adalah amanah dari Allah swt.

 

“Nabi bersabda, bertakwalah kamu kepada Allah dalam hal sikapmu terhadap wanita. Karena sesungguhnya kamu menjadikan wanita itu sebagai istri dengan amanah Allah, dan menjadi halal hubungan suami istri dengan kalimat Allah,” terang Kiai Zakky. 

 

Dengan semangat dakwah dan penyampaian risalah yang sungguh-sungguh ini, kata dia, maka agama Islam berkembang dengan pesat ke seluruh dunia.

 

“Dakwah Islam, kemudian dilanjutkan oleh generasi tabi’in dan para penerusnya sehingga agama Islam mengakar dengan kuat dari Maroko di Afrika Utara bagian Barat, sampai Marauke di Indonesia Timur,” imbuhnya.

 

Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi