Nahdliyin Sampaikan Belasungkawa atas Meninggalnya BJ Habibie
NU Online · Rabu, 11 September 2019 | 12:29 WIB
Presiden ke-3 Republik Indonesia, Ir H Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia usai mendapat perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9) pukul 18.05 WIB. Pendiri Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) itu meninggal di usia 83 tahun.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan belasungkawa atas wafatnya pria kelahiran Pare-Pare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 silam itu.
“Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Selaku pribadi maupun atas nama warga NU saya turut berduka mendalam atas wafatnya Pak BJ Habibie,” tutur Ketua PBNU, H Robikin Emhas, Rabu (11/9).
“Semoga segala salah-khilaf beliau diampuni oleh Allah SWT, amal ibadahnya diterima dan segenap keluarga yang ditinggal tabah,” sambung Robikin.
Robikin juga melihat tokoh peraih The US Academy of Engineering ini sebagai sosok sederhana dan rendah hati. “Pak Habibie juga merupakan figur teladan dalam kehidupan keluarga. Kita dan generasi muda layak meneladaninya,” tandas Robikin.
BJ Habibie menjadi Presiden ke-3 setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden. Ia mengantikan Presiden Soeharto yang menyatakan mundur pada 21 Mei 1998. Presiden Habibie menjabat sejak 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999, atau hanya sekitar 1 tahun lebih lima bulan.
Setelah meletakkan jabatannya sebagai Presiden dan digantikan oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), BJ Habibie pun kembali menjadi warga negara biasa, ia kembali bermukim di Jerman walaupun biasa juga pulang ke Indonesia.
Editor: Zunus Muhammad
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua