Nasional

Nahdliyin Terus Bertambah, Ketum PBNU Gencarkan Manajemen Organisasi melalui Platform Digital

Selasa, 23 Juli 2024 | 12:37 WIB

Nahdliyin Terus Bertambah, Ketum PBNU Gencarkan Manajemen Organisasi melalui Platform Digital

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Chalil Staquf pada pembukaan Pelatihan Digital Leadership Academy bertema Transformasi Digital di Lingkungan Nahdlatul Ulama, di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Senin (22/7/2024) (Foto: Humas Kemenkominfo)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Chalil Staquf tengah menggencarkan manajemen organisasi di lingkungan NU melalui sistem platform digital. Hal itu untuk memudahkan dalam mengelola seluruh warga NU yang semakin hari, semakin bertambah.


"Transformasi digital atau lebih spesifik lagi saya katakan manajemen organisasi melalui platform digital adalah keniscayaan ketika kita menghadapi perkembangan demografis yang membuat ukuran dari organisasi itu tidak mungkin dikelola kecuali dengan platform digital," katanya saat pembukaan Pelatihan Digital Leadership Academy Transformasi Digital di Lingkungan Nahdlatul Ulama, di Gedung Kemenkominfo, Jakarta, Senin (22/7/2024).


Kiai yang akrab disapa Gus Yahya itu mengatakan, pembentukan manajemen digital melalui platform ini adalah kerja sama antara PBNU dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Kerja sama itu baru dapat terealisasi pada 2024, padahal Memorandum of Understanding (MoU) sudah ditandatangani sejak 2022 lalu.


"Tapi memang proses transformasi digital ini harus menempuh yang tidak sederhana dan tidak linear. Ada sejumlah hal yang harus kami lakukan terlebih dahulu sebelum sampai kepada hal-hal yang lebih teknis yang bersifat teknologi," katanya.


Terkait itu, Gus Yahya menilai saat ini NU memang perlu untuk menerapkan sistem platform digital. Mengingat, kata Gus Yahya, warga NU sendiri menurut survei sudah mencapai 56,9 persen atau sekitar 180 juta jiwa orang yang mengaku dirinya NU sehingga jika jumlah tersebut harus dimanajemeni dengan baik menggunakan teknologi digital.


"Karena melihat mengelola demografi yang ukurannya besar itu tidak mungkin bisa efektif kecuali melalui platform digital. Nah, Kami sudah merasakan hal itu sejak lama dan melihat realitas semakin membesarnya ukuran NU ini, karena NU semakin membesar NU itu dari waktu ke waktu prosentasenya tambah," jelasnya.


Maka dari itu, Gus Yahya mengatakan, seluruh pengurus NU yang hadir dalam acara tersebut harus memiliki usaha untuk mentransformasikan layanan digital itu. Sehingga dari PBNU sendiri, kata Gus Yahya, bertekad untuk memaksa seluruh jajaran NU masuk ke dalam ekosistem digital ini di dalam pengelolaan organisasi.


"Para peserta saya minta membuka pikiran selebar-lebarnya untuk menyerap materi-materi yang diberikan dalam digital Leadership Academy ini karena segera sesudah ini anda semua akan bertanggung jawab untuk menjadi lokomotif transformasi digital di lingkungan Nahdlatul Ulama, dan itu bukan pekerjaan kecil," jelasnya.


Lebih lanjut, Gus Yahya mengatakan jumlah kader dalam struktur NU sendiri itu ada jajaran kepengurusan pusat PBNU, provinsi yaitu PWNU, kabupaten/kota yaitu PCNU, kecamatan yaitu MWCNU, kemudian desa yaitu PRNU. Jumlah pengurusnya saja sudah mencapai 2 juta orang.


"Padahal di NU juga masih punya badan otonom (banom) yang dulu disebut sebagai organisasi-organisasi underbow, seperti Muslimat, Ansor, Fatayat, IPNU, dan IPPNU, kita punya 14 organisasi semacam itu dengan sebagian besar struktur yang sama dengan NU menjadi mild structure dari NU," katanya.


"Jadi kalo NU personelnya 2 juta nah itu masing-masing personelnya itu 2 juta juga. Jadi tinggal menghitung 19 kali 2 juta. Ini organisasi yang raksasa. Ini peserta digital Leadership Academy ini menjadi yang pertama dari angkatan kepemimpinan NU yang akan memimpin permulaan dari strategi transformasi digital kita," terangnya