Nasional

Ngaji Ramadhan, Gus Ulil Jelaskan Konsep Dunia menurut Imam Al-Ghazali: Ada yang Tampak dan Tersembunyi

Jumat, 15 Maret 2024 | 10:45 WIB

Ngaji Ramadhan, Gus Ulil Jelaskan Konsep Dunia menurut Imam Al-Ghazali: Ada yang Tampak dan Tersembunyi

Ketua PBNU Gus Ulil Abshar Abdalla saat mengaji Kitab Ihya Ulumiddin di Saung Darussalam, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/3/2024). (Foto: Nati Sajidah)

Jakarta, NU Online

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) menjelaskan tentang konsep pembagian dunia menurut Imam Al-Ghazali. Dunia terbagi menjadi dua aspek, ada yang tampak dan tersembunyi.


Dunia yang tampak melibatkan barang-barang yang berkaitan dengan manusia, sedangkan dunia yang tersembunyi melibatkan sikap manusia terhadap barang-barang tersebut.


Hal itu disampaikan Gus Ulil dalam Ngaji Pasanan Ramadhan tentang bab kritik atas dunia Kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Al-Ghazali, disiarkan langsung dari Saung Darussalam, Ciwidey, Kabupaten Bandung, pada Kamis (14/3/2024) malam.


"Jadi segala hal yang di atas bumi itu disebut dunia. Tapi ini saja belum cukup baru satu unsur berupa barangnya (a'yan). A'yan belum bernilai dunia kecuali ada hubungan manusia dengan benda," jelas Pendiri Ghazalia College itu.


Menurut Imam Al-Ghazali, dunia yang tampak dikategorikan menjadi tiga bentuk yakni bebatuan, tumbuhan, hewan. Bebatuan yang digunakan manusia untuk membuat alat perabotan, timah, dan uang. Tumbuhan juga dibutuhkan manusia untuk nutrisi dan sebagai obat. Sementara hewan yang dimaksud Imam Al-Ghazali terbagi menjadi dua, yakni binatang dan manusia.


"Ketiganya dikategorikan sebagai a'yan maujudat atau benda fisik berupa bebatuan, tumbuhan, hewan. Namun dunia berupa benda-benda saja belum cukup didefinisikan hanya benda. Tapi benda-benda yang punya hubungannya dengan manusia," jelas Gus Ulil.


Ia menjelaskan bahwa ada dua jenis hubungan manusia dengan dunia. Pertama, hubungan bersama hati, yakni ketika manusia menjadi hamba benda karena hatinya dikuasai dunia, sehingga manusia yang semula hamba Allah menjadi hamba benda.


Kedua, hubungan tersembunyi yang melibatkan sikap manusia terhadap dunia, yaitu ketika manusia yang terlalu mencintai dunia hingga menjadi hamba dunia.


Kategori manusia yang tergoda oleh dunia, menggunakan dunia tanpa kendali, sehingga muncul sifat-sifat seperti sombong, dengki, hasut, pamer, dan buruk sangka.


"Mereka juga mudah curiga terhadap pesaingnya, dan licik, berbuat baik kepada orang lain untuk menipu. Ini kategori dunia yang tersembunyi karena berupa sikap hati manusia terhadap dunia," jelasnya.


Gus Ulil pun menekankan bahayanya jika dunia ditempatkan di hati manusia. Sebab hal tersebut dapat membuat manusia terjebak dalam keduniawian yang berlebihan.


"Kalau sikap kita mencintai dunia sampai berlebihan sehingga kita menjadi hamba dunia, maka dunia yang tampak itu menjadi dunia yang batin. Ini yang bahaya," kata Gus Ulil.


"Kalau dunia diparkir di garasi, tidak masalah, tapi jika garasi tersebut ada di hati manusia, itu repot. Sangat berbahaya," tambahnya.


Lebih lanjut Gus Ulil mengatakan bahwa Kitab Ihya Ulumiddin yang ditulis Imam Al-Ghazali ini seperti mempelajari psikologi manusia, sehingga banyak tulisan yang membahas psikologi disarikan dalam kitab tersebut.


"Banyak jurusan psikologi Islam di UIN yang menggunakan kitab Ihya Ulumiddin sebagai bahan pelajaran," tandasnya.


Sebagai informasi, Gus Ulil menggelar Ngaji Ramadhan setiap malam pukul 21.00-22.00 WIB. Kitab yang dikaji adalah Ihya Ulumiddin dan Al-Iqtishad fil I'tiqad


Ngaji Ramadhan Gus Ulil Abshar Abdalla ini disiarkan langsung melalui kanal Youtube Ghazalia College, Facebook Ulil Abshar Abdalla, dan Space-X @ulil.