Nasional

NU Peduli Kirim Kasur dan Air Bersih Bernilai Ratusan Juta Rupiah untuk Penyintas Banjir Demak

Jumat, 1 Maret 2024 | 07:00 WIB

NU Peduli Kirim Kasur dan Air Bersih Bernilai Ratusan Juta Rupiah untuk Penyintas Banjir Demak

Penyerahan bantuan untuk warga terdampak bencana banjir Demak Jawa Tengah, Kamis (29/2/2024) (Foto: Wahyu Noerhadi)

Demak, NU Online
NU Care-LAZISNU bersama Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PBNU dalam gerakan NU Peduli Kemanusiaan, turun mendistribusikan bantuan tahap kedua kepada warga terdampak musibah banjir yang melanda Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada awal Februari 2024.


Penyerahan bantuan kemanusiaan untuk warga penyintas banjir secara simbolis dilangsungkan di kantor PCNU Demak pada Kamis (29/2/2024) siang.

 

Adapun bantuan yang didistribusikan berupa kasur dan selimut masing-masing sejumlah 400 pcs dan puluhan galon air mineral.

 

Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU PBNU, Qohari Cholil mengungkapkan pihaknya turut prihatin atas musibah banjir yang terjadi di Kabupaten Demak.

 

"Kami dari LAZISNU PBNU menyampaikan turut prihatin atas musibah banjir di Kabupaten Demak. Karena itu, begitu ada informasi (banjir), kami langsung berkoordinasi dengan LPBINU PBNU, bantuan apa yang bisa kita salurkan untuk masyarakat di Demak," ungkap Qohari dalam sambutannya.

 

Ia mengatakan bantuan sudah disalurkan dalam dua tahap. Tahap pertama senilai Rp30 juta dan tahap kedua Rp250 juta.

 

“Tahap pertama 30 juta rupiah untuk bantuan darurat, disusul bantuan perahu karet. Saat ini, bantuan tahap kedua, sesuai dengan informasi di lapangan, yang diperlukan warga yaitu bantuan berupa kasur dan selimut masing-masing 400 pcs, dengan nilai sekitar 250 juta rupiah. Mudah-mudahan (bantuan) bisa meringankan beban masyarakat yang terdampak musibah banjir,” harapnya.

 

Wakil Ketua LPBI PBNU PBNU Maskut Candranegara menyampaikan bahwa penyaluran bantuan dari gerakan NU Peduli ini berdasar pada kemanusiaan, tanpa melihat identitas agama dan organisasi.

 

“Saat bencana, kita tidak perlu melihat identitas seperti agama, organisasi, NU atau bukan, tapi yang harus kita lihat adalah kemanusiaan,” tutur Maskut. 

 

Dirinya menekankan gerakan NU Peduli Kemanusiaan, khususnya penanganan musibah banjir di Kabupaten Demak tidak berhenti pada tahap ini.

 

“Kita jangan berhenti di hari ini. Kita harus pandai-pandai melakukan mitigasi, membaca peta wilayah di kala hujan awal tahun, desa mana saja yang dilalui sungai, dan apabila intensitas hujan lebat, daerah mana saja yang kemungkinan berpotensi banjir. Pemetaan ini penting untuk penanganan ketika terjadi musibah di depan,” tegasnya.

 

Maskut juga berharap koordinasi antar-lembaga perlu dioptimalkan untuk penanganan bencana.

 

“Kami dari LPBI PBNU lebih menekankan hikmah di balik musibah ini, apa yang mesti dilakukan di depan agar lebih cepat penanganannya. Dan, koordinasi perlu terus dilakukan antar-lembaga, baik internal maupun eksternal,” katanya.