Nasional

PBNU Ajak Nahdliyin Perbanyak Doa untuk Keselamatan Bangsa

Sabtu, 3 Juli 2021 | 15:00 WIB

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajak Nahdliyin untuk memperbanyak doa untuk keselamatan bangsa. Selain itu, Nahdliyin diajak pula agar senantiasa berprasangka baik kepada Allah dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang belum usai, bahkan mengalami lonjakan kasus beberapa waktu terakhir ini.


“Mudah-mudahan kita senantiasa mendapatkan hikmah dari setiap peristiwa yang kita terima, sehingga musibah ini merupakan kenaikan kelas bagi kita semua untuk lebih mendekat kepada Allah,” tutur Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini dalam acara Pembacaan Shalawat Nariyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa secara virtual, pada Sabtu (3/7) malam. 


Pembacaan Shalawat Nariyah tersebut dilangsungkan setiap malam sebagai salah satu cara NU untuk bermunajat kepada Allah atas situasi pandemi Covid-19 yang masih mewabah. “Berdasarkan dawuh dari para sesepuh, terutama KH Agoes Ali Masyhuri dan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, kita semua keluarga besar NU (diimbau) untuk melakukan riyadhah atau bermunajat dan berdoa kepada Allah dengan cara memperbanyak shalawat nariyah,” terang Helmy.


Bahkan para guru dan kiai menganjurkan kepada seluruh warga NU untuk membaca Shalawat Nariyah, minimal sebelas kali, setelah melaksanakan shalat fardhu. Lalu ditambah dengan bacaan istighfar dan berdoa bersama-sama agar pandemi Covid-19 bisa segera berakhir. 


Helmy mengutip firman Allah dalam surat Hud ayat 114 bahwa setiap perbuatan baik akan menghapus berbagai perbuatan buruk. Karena itu, bertawasul kepada Nabi Muhammad dengan membaca Shalawat Nariyah merupakan perbuatan baik yang istimewa. 


“Insyaallah akan menghapus seluruh duka kita, menghilangkan segala penyakit, wabah, dan musibah yang selama ini masih mendera kita semua,” harap pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat, 48 tahun lalu itu. 


Ditegaskan, rutinan pembacaan Shalawat Nariyah dan doa bersama itu ditujukan untuk mendoakan para syuhada yang wafat karena berjuang melawan Covid-19. Helmy mengingatkan bahwa setiap hari sangat banyak kabar duka yang memenuhi linimasa media sosial.


“Ketika kita membuka media sosial atau WhatsApp, begitu banyak kabar duka. Dari saudara, kerabat, kawan terdekat kita, para guru, kiai, dan ulama kita. Begitu banyak saudara-saudara kita yang sudah mendahului kita,” terangnya.


Sementara itu, kata Helmy, saat ini terdapat puluhan bahkan ratusan ribu orang yang tengah menjalani isolasi mandiri. Bahkan ada pula yang sedang berjuang melawan Covid-19 dengan gejala berat di banyak rumah sakit. 


“Dengan iringan doa, semoga mereka semuanya diberikan kesembuhan. Mudah-mudahan, saudara-saudara kita yang sekarang sedang kesakitan, Allah tunda kesakitannya dengan kesembuhan. Semoga kita semua diberikan kesehatan jasmani dan rohani,” kata Helmy.


Ia juga mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo telah mengambil satu kebijakan yakni Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa dan Bali, pada 3-20 Juli 2021. Harapannya, kebijakan tersebut dapat membantu memutus mata rantai penularan Covid-19.


“(Sehingga) memberikan kesempatan kepada rumah sakit, para dokter, para medis, dan tenaga kesehatan untuk menghela sekaligus menarik napas sejenak agar penanganan dan pengobatan atau pelayanan kepada pasien Covid-19 dapat diselenggarakan dengan baik,” harapnya.


Sebagai informasi, Pembacaan shalawat nariyah kali ini dipimpin oleh Direktur Aswaja Center PBNU KH Misbahul Munir. Penyampaian mauizoh hasanah sekaligus doa disampaikan oleh Pengasuh Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali).


Beberapa tokoh tampak hadir dalam acara yang ditayangkan langsung melalui kanal Youtube TVNU itu. Di antaranya, Pendakwah sekaligus Wakil Rais Syuriyah PWNU DKI Jakarta Ustadz Yusuf Mansur, Rais Syuriyah PCINU Australia-New Zealand Gus Nadirsyah Hosen, dan Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syakir NF