Nasional

PBNU Bakal Karantina 26 Penerima Beasiswa ke Maroko

Rabu, 21 Agustus 2019 | 14:00 WIB

PBNU Bakal Karantina 26 Penerima Beasiswa ke Maroko

Ketua LAZISNU H Ahmad Sudrajat

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Amil Zakat Infaq Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) akan melakukan karantina kepada 26 calon mahasiswa penerima beasiswa kuliah ke Maroko tahun 2019. Hal itu dilakukan untuk memperkuat kualitas keilmuan seluruh calon mahasiswa yang berasal  dari berbagai dari daerah tersebut. 

Ketua LAZISNU H Ahmad Sudrajat mengatakan, karantina merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti seluruh peserta sebagai upaya PBNU menyatukan persepsi. Apabila ada yang tidak mengikuti rangkaian kegiatan karantina maka dianggap mengundurkan diri. 

“Jadi ini syarat mutlak, wajib untuk mengikuti karantina ini. Dalam rangka menyatukan persepsi dan apabila ada satu peserta yang tidak ikut, maka dianggap mengundurkan diri. Nah di karantina itu akan disampaikan tentang kemarokoan, materi-materi akan disampaikan teman-teman alumni Maroko yang sekarang menjadi pengurus di PCINU Maroko,” katanya di Kantor LAZISNU di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (21/8). 

Selain itu, bagi peserta karantina yang tidak menunjukkan kualitas seperti yang diharapkan PBNU, sangat mungkin keberangkatannya ditunda. Termasuk jika tidak menunjukan sikap yang diinginkan PBNU. Karantina, lanjut Sudrajat, dipastikan dilakukan awal sampai dengan pertengahan September mendatang. 

“Kita akan lakukan proses tersebut di tempat dan waktu yang akan kami informasikan melalui grup yang nanti akan kita buat,” ucapnya. 

Untuk itu, H Sudrajat meminta kepada seluruh peserta karantina yang tertuang dalam surat keputusan PP LAZISNU nomor 236/SK-PP/Lazisnu/VIII/2019 untuk segera melengkapi berkas-berkas yang sudah diterjemahkan. Menurutnya, seluruh berkas peserta seperti paspor akan segera diproses bersama pihak Kementerian Agama Maroko. 

Jika ada peserta yang ditunda keberangkatannya maka ada dua kemungkinan antara lain diganti oleh cadangan atau PBNU hanya mengirimkan peserta yang dianggap sesuai dengan ketentuan PBNU. Paling penting, kata alumnus Al-Azhar ini, calon mahasiswa yang diberikan beasiswa oleh PBNU memiliki kualitas yang baik.  

“Jadi yang penting adalah kualitas peserta di karantina itu yang ditunjukan,” katanya. 

Sementara itu, untuk nama-nama yang menjadi peserta Karantina antara lain, 

1.    Ifadhun Nada
2.    Sopie Yopie Nur Indah
3.    Muhammad Abizar Al-Bantani
4.    Adib Qhorinatul Mafluhah
5.    Nur Millah Izzat
6.    Taqiya Banafsaj Rahman
7.    M. Husni Abdul Majid
8.    Muhammad Fahmi Mubarok
9.    Musab Muhammad Mahfud
10.    Budi Andarso
11.    Muhammad Zidan Mutafaqqih
12.    Namiroh Fauziah
13.    Nilna Ainun Ni’matul Mardiyah
14.    Lailatul Qomariyah
15.    Ahmad Mutamakkin Fawaid
16.    Syihabul Ajiz
17.    Hilwa Aufa Izzati Zihal
18.    Abdul Hadi
19.    Muhammad Zahid Mustofa
20.    Muhammad In’amul  Hasan
21.    Tuty Alawiyah
22.    Basil Abdul Hakim 
23.    M Hikam Ainul Haq
24.    Ashabul Yamin Gholib
25.    Hikam Atqiyarrahman
26.    Firda Fisqiya Ayun
 
Kemudian, peserta cadangan 
 
1.    M Faiq Rosikhan
2.    Adib Fayyad
3.    Hamdi Ali Syifa
4.    Fawwes Samudra
 
Seperti diketahui sejak tahun 2010 PBNU memfasiliasi kader-kader muda NU untuk belajar di luar negeri salah satunya di Maroko. Program studi yang akand ditempuh antara lain Islamic studies, prosesnya dilakukan PBNU secara terbuka. Nantinya, para mahasiswa ini diminta mengabdi untuk bangsa dan agama melalui PBNU.

Bahkan, untuk memperluas kerja sama antara PBNU dengan Pemerintah Maroko, PBNU akan memberikan beasiswa kepada pelajar di Maroko, mereka akan dibayai penuh belajar ilmu umum di kampus yang dinaungi oleh PBNU di Indonesia.
 
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Abdullah Alawi