Nasional

PBNU Ingatkan Para Dai agar Selalu Dakwahkan Islam Moderat

Rabu, 20 November 2019 | 13:00 WIB

PBNU Ingatkan Para Dai agar Selalu Dakwahkan Islam Moderat

H Helmy Faishal Zaini, Sekjen PBNU (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengingatkan umat Islam, khususnya para dai agar selalu mendakwahkan Islam secara santun, moderat, dan toleran karena cara tersebut sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW, yakni dengan penuh kebijaksanaan dan nasihat-nasihat yang baik. Selain itu, ke depan, Islam moderat juga disebutnya akan menjadi tren.

 

"Islam toleran, Islam wasathiyah itu akan menjadi tren yang kuat ke depan. Jadi tetaplah kita dengan dakwah kita," kata Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini di hadapan para dai saat acara Seminar Dai Entrepreneur Tahun 2019 bertajuk Improve Your Mind and Creativity to be a Competitive Entrepreneur di lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (20/11).

 

Helmy mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang mengajarkan tentang toleransi dan pentingnya menjaga persaudaraan (ukhuwah). Oleh karena itu, sebagai dai sudah selayaknya selalu ramah dalam menyebarkan ajaran Islam dan menjauhi caci maki.

 

"Jadi kalau ada ustadz atau ulama yang sekarang mengajarkan Islam dengan teror, dengan kebencian, sebetulnya ini bisa dipastikan jauh dari ajaran Islam," katanya.

 

Hasil dari dakwah NU yang selama ini dilakukan dengan ramah dan toleran disebutnya membuahkan hasil. Menurut Helmy, hampir setiap Minggu banyak yang berminat memeluk agama Islam melalui NU. Orang yang meminta dibimbing menjadi muslim ini bukan hanya warga negara Indonesia, melainkan juga dari warga negara lain, seperti dari Jepang dan Ukraina.

 

"Dan dengan dakwah moderat ala NU ini, setiap minggu di Gedung PBNU ini banyak sekali saudara-saudara kita dari non-muslim ini yang ikrar membaca dua kalimat syahadat," ucapnya.

 

Cara dakwah NU yang toleran itu juga, kata pria yang menjadi Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Indonesia periode 2009-2014 itu membuat NU tersebar ke berbagai negara. Menurutnya, hingga kini, setidaknya terdapat 36 cabang NU di 36 negara.

 

"Di Amerika ada perwakilan NU, di New Zealand, Australia juga ada, di Eropa ada, di Asia banyak sekali," ucapnya.

 

Pewarta: Husni Sahal

Editor: Muhammad Faizin