Peluang dan Tantangan PWNU Gorontalo
NU Online · Sabtu, 28 Mei 2016 | 20:01 WIB
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Gorontalo H. Muhajirin Yanis mengatakan, cara beragama masayarakat Islam di Gorontalo secara umum adalah Ahlussunah wal Jama’ah. Mereka melakukan tahlilan, ziarah kubur, tarawih 20 rakaat, sebagaimana dilakukan umat Islam di Nusantara.
Sehingga, kata dia, NU punya peluang besar utuk dikembangkan di daerah tersebut. “Pengembangan NU akan berjalan lancar karena kulturnya sama dengan apa yang menjadi kultur NU,” jelasnya di Bone Bolango, Gorontalo, Kamis siang (26/5).
Namun, lanjut dia, dari aspek kelembagaan masih lemah karena sedikit orang yang terlibat dalam struktur itu sendiri. “Kita harapkan dari anak-anak muda yang kemudian akan dewasa untuk ikut membantu,” tambahnya.
Untuk menjembatani masalah itu, PWNU terus membangun komunikasi seperti menggunakan medias sosial. “Kita tentu tidak berharap kumpul semua jika ada acara.”
Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia tahun 90-an ini menilai, Konsolidasi sudah jalan. Alhamdulillah badan otonom berjalan, terbangun komunikasi cukup bagus, dia ntaranua kegiatan seperti ini adalah komunikasi yang baik.
Meski di ujung kepengurusan periode pertama, ia masih memiliki cita-cita unggulan yaitu ingin memiliki kantor PWNU sebagai pusat kegiatan. “Supaya tugas-tugas organisasi berjalan dengan baik, juga sebagai simbol organisasi yang eksis, perlu ada gedung sekretariat, baik wilayah maupun cabang,” jelasnya.
Gorontalo sebagai PWNU terbilang baru karena provinsi tersebut dibentuk 15 tahun lalu. Setelah resmi menjadi provinsi, 2 tahun kemudian dibentuk pengurus wilaya dengan ketua Ismet Mileh, periode selanjutnya Karim Pateda. Ketika masih berstatus kabupaten, NU sudah masuk ke Gorontalo sejak tahun 50-an, ketika menjelang Pemilu pertama. (Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
4
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
5
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua