Nasional

Pemerintah Didorong Terbuka soal Peta Risiko Covid-19 Tiap Wilayah

Kamis, 19 Maret 2020 | 09:36 WIB

Pemerintah Didorong Terbuka soal Peta Risiko Covid-19 Tiap Wilayah

Ilustrasi. (NU Online)

Jakarta, NU Online
Antisipasi ekstra harus terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia yang dibarengi dengan kesadaran masyarakat untuk menekan penyebaran Coronavirus Desease 2019 (Covid-19). Langkah ini dibutuhkan karena kasus virus Corona di Indonesia terus meningkat selama 17 hari ini sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Agar kerja sama masyarakat terbangun dengan baik, mereka membutuhkan pemahaman wilayah-wilayah mana yang mempunyai risiko tinggi terpapar virus yang menyerang saluran pernapasan ini.

Terkait hal itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dr Syahrizal Syarif menjelaskan bahwa Pemerintah didorong terbuka untuk memberikan peta risiko penyebaran virus yang telah menelan korban jiwa lebih dari 7 ribu jiwa di seluruh dunia ini.

“Saya mengharapkan pemerintah terbuka untuk memberikan peta risiko setiap wilayah supaya masyarakat tahu persis wilayah-wilayah mana saja yang berisiko,” ujar Syahrizal Syarif, Rabu (18/3) di PBNU Jakarta.

Dokter ahli epidemiologi ini juga menekankan kepada seluruh masyarakat agar memperhatikan dan melaksanakan anjuran ahli dan aturan yang telah digariskan oleh para pemangku kebijakan. Hal ini untuk kepentingan bersama agar virus corona bisa ditekan penyebarannya.

Anjuran selalu mencuci tangan, memakai masker, sedia hand sanitizer, tidak mengumpulkan massa lebih dari 20 orang, dan menjaga jarak merupakan langkah-langkah penting untuk dilakukan masyarakat.

Menurutnya, langkah menjaga jarak sesuai harapan jika kebijakan tersebut dipantau oleh masing-masing pemerintah daerah.

“Anak-anak sekolah diliburkan atau belajar di rumah, ini harus dipantau, apa benar anak-anak itu ada di rumah, tidak boleh justru anak-anak diajak orang tuanya untuk liburan,” ucap Syahrizal.

Langkah serupa juga perlu dilakukan terhadap kebijakan shalat di masjid maupun di mushola. Menurutnya, kebijakan meniadakan Shalat Jumat dan jamaah shalat wajib lima waktu juga perlu dilakukan pemantauan.

Pemerintah kembali mengumumkan tambahan pasien positif virus corona Covid-19 pada hari Kamis (19/3). Jumlah kasus baru yang dilaporkan naik 82 orang, sehingga total 309 orang terinfeksi virus ini.

Pemerintah merinci, kasus paling besar terjadi di DKI Jakarta yakni 210 orang. Berikutnya adalah Banten (27), Jawa Barat (26), Jawa Tengah (12), Jawa Timur (9), Yogyakarta (5), Kalimantan Timur (3), Sulawesi Tenggara (3), Kepulauan riau (3), Sulawesi Selatan (2), Riau (2), Sumatera Utara (2), Kalimantan barat (2), Sulawesi utara (1), dan Lampung (1), dan Bali (1).

Dari total 309 pasien, sebanyak 25 orang dinyatakan meninggal dunia dan yang berhasil sembuh sebanyak 15 orang. Pasien yang meninggal terbanyak berada di Ibu Kota yakni 17 orang. Rentang usia pasien meninggal berada di umur 45 hingga 65 tahun.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon