Nasional

Pencipta Shalawat Badar Terima Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Jokowi

Kamis, 15 Agustus 2024 | 07:00 WIB

Pencipta Shalawat Badar Terima Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Jokowi

KH Ahmad Syakir Ali saat menerima penghargaan untuk ayahnya, KH Ali Manshur, pencipta Shalawat Badar, dari Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (14/8/2024).

Jakarta, NU Online

Pencipta Shalawat Badar KH Ali Manshur menerima anugerah kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (14/8/2024) sore. Penghargaan itu tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 107/TK/TH 2024 Tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma.


Penghargaan tersebut diterima perwakilan ahli waris keluarga yaitu putra sulung dan bungsu KH Ali Manshur, KH Ahmad Syakir Ali dan Gus Saiful Islam Ali. Pada kesempatan itu, Kiai Syakir mengungkapkan rasa syukurnya atas penghargaan yang diberikan untuk ayahandanya. Ia membayangkan bahwa dahulu Kiai Ali Manshur seperti mengarang shalawat biasa, akan tetapi dapat dikenal dan bermanfaat untuk masyarakat luas.


"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat khususnya dari kalangan Nahdliyin. Semoga dedikasi dan khidmah KH Ali Mansur ada guna dan manfaat bagi bangsa dan negara, mudah-mudahan ada kontribusi positif bagi NKRI," katanya saat dihubungi NU Online, Rabu (14/8/2024).


Saat penyerahan, Kiai Syakir bercerita bahwa Presiden Jokowi mengatakan manfaat shalawat badar luar biasa. Dalam nada agak sedikit bercanda, Presiden Jokowi, kata Kiai Syakir berkelakar shalawat badar menjadi penyemangatnya saat pemilihan presiden 2019 lalu.


"Shalawat Badar luar biasa. Shalawat Badar menjadi penyemangat kami saat pilpres 2019," kata Presiden Jokowi melalui Kiai Syakir.


Di samping itu, Gus Saiful Ali Islam melihat, apresiasi yang diberikan pemerintah itu sebetulnya adalah penghargaan terhadap tradisi keagamaan yang ada di Indonesia yang mempunyai konsentrasi khusus untuk merawat dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


"Maka kalau seandainya pemerintah memberikan pengahargaan saya kira itu suatu yang wajar, karena memang pada zaman gentingnya tahun 1966 shalawat badar dipakai untuk memberikan semangat dan juga kontribusi umat Islam khsusunya Nahdliyin untuk kemudian bersama-sama bergerak menghadang kelompok kaum komunis yang waktu itu melakukan kudeta," jelasnya.


Diketahui bahwa acara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan peringatan HUT Ke-79 RI sebagai bentuk penghargaan negara atas kontribusi besar yang telah diberikan para tokoh tersebut dalam berbagai bidang. Kiai Ali Manshur menerima Bintang Budaya Parama Dharma bersama Seniman kebudayaan Alm Fahrudin Roesli atau populer dikenal musisi Harry Roesli.


Lebih dari itu, Shalawat Badar diciptakan oleh KH Ali Manshur di Banyuwangi pada tahun 1962, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) melalui sertifikat Nomor 2194/F4/KB.08.06/2022 tertanggal 21 Oktober 2022.


KH Ali Manshur wafat pada tahun 1971 dan dimakamkan di Kompleks Pendidikan Syiar Islam, lembaga yang didirikannya di Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Makamnya kini menjadi salah satu tujuan ziarah bagi para pengikutnya.