Nasional

Penelitian Terbaru: Kemampuan Baca Tulis Al-Qur'an Mahasiswa UIN Bermasalah

Rabu, 6 November 2019 | 12:00 WIB

Penelitian Terbaru: Kemampuan Baca Tulis Al-Qur'an Mahasiswa UIN Bermasalah

Pemaparan hasil penelitian Lembaga Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) tentang kemampuan Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ) mahasiswa UIN yang disampaikan di Hotel Santika, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Ceger, Jakarta, Rabu (6/11). (Foto: NU Online/ Syakir NF)

Jakarta, NU Online

Menyandang status mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) tidak menjamin kemampuan membaca dan menulis Al-Qur'annya baik. Hal ini terbukti dari hasil penelitian Lembaga Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) tentang kemampuan Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ) mahasiswa UIN yang disampaikan di Hotel Santika, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Ceger, Jakarta, Rabu (6/11).

 

Secara nasional, hasil penelitian yang dilakukan pada 700 responden dari 14 UIN tersebut menunjukkan kemampuan BTQ mahasiswa UIN berada di skala 3,19 untuk membaca dan 3,20 untuk menulis dari nilai maksimal 5.

 

“Nilai 3,19 menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan mahasiswa UIN di 14 kampus ada pada level mengenal huruf Hijaiyah, izhar, ghunnah, qalqalah, mad thabi’i, mad aridh lissukun, mad iwad, mad wajib muttashil, dan mad jaiz munfashil,” kata Muhtadirin, salah satu peneliti.

 

Sementara itu, nilai 3,20 untuk kemampuan menulis Al-Qur’an, para mahasiswa ini baru sampai pada kemampuan menyambung huruf Hijaiyah yang telah tersedia. “Sementara untuk menulis huruf Hijaiyah sambung tanpa ada huruf satuan terlebih dahulu, rata-rata belum mampu apalagi untuk menulis ayat Al-Qur’an,” ujar dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

 

Bukan tanpa sebab, hal itu karena mahasiswa yang masuk memiliki latar belakang yang beragam, yakni 43 persen dari SMA/SMK nonpesantren, 25 persen MA nonpesantren, 22 persen MA pesantren, 9 persen SMA/SMK pesantren, dan 1 persen pesantren muadalah.

 

Ia juga mengungkapkan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kemampuan BTQ, yakni faktor luar, meliputi lingkungan dan instrumental, dan faktor dalam mencakup fisiologis umum dan psikologis.

 

Di samping itu, faktor lain yang juga memengaruhi persentase itu adalah jalur masuk mereka. Ada 34,4 persen dari jalur mandiri, 20,5 persen dari UMPTKIN, 17,4 persen dari SPAN PTKIN, 16,1 persen dari SNMPTN, dan 11,6 persen dari SBMPTN.

 

Penelitian ini dilakukan di 14 UIN di seluruh Indonesia. Masing-masing kampus diambil sampel 50 mahasiswa, 25 mahasiswa dari program studi agama dan 25 lagi dari program studi umum. Total keseluruhan responden berjumlah 700 mahasiswa.

 

Pewarta: Syakir NF

Editor: Muhammad Faizin