Pesan Memilih Partai yang Bersih dalam 'Kidung Pangiling' Kiai Imam Malik
NU Online · Ahad, 3 November 2019 | 06:00 WIB
Peneliti menyebutkan Kidung Pangiling merupakan syiiran yang diciptakan oleh Kiai Imam Malik yang bertempat tinggal di Desa Losari Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Ia mendirikan padepokan yang bernama Mayangkoro Pondok Pesantren Sambung Sari Noto Projo Majapahit Bangkit Nusantara Jaya. Kiai Imam Malik menciptakan syiiran kidung pangiling bertujuan untuk memberikan nasehat dan pengingat kepada masyarakat pada durasi waktu 1997-2006.
Peneliti memaparkan, bagian yang mengungkapkan pesan terkait memilih partai yang bersih terdapat dalam bagian syair berikut ini Mulo wong islam ojo mikir partai/Sebab rusake politik sejati/Ora biso mujudno dasar demokrasi/
Umate bingung wedi yen diapusi//
Peneliti lebih lanjut mengungkapkan, demokrasi di awal Orde Baru memiliki tiga harapan. Pertama, berbeda dengan Demokrasi Terpimpin-nya Soekarno yang lahir sebagai produk rekayasa elit, Orde Baru dilahirkan oleh gerakan massa yang mengalirkan arus keinginan dari bawah. Latar belakang ini menjadi dasar yang kuat bagi terjadinya pembesaran pluralism dan penumbuhan demokrasi, mengingat sebagai sebuah pemerintahan yang tumbuh dari bawah Orde Baru seyogianya memberikan tempat bagi aktualisasi politik masyarakat.
Faktor pemicu atau pendorong gerakan reformasi 1998 salah satunya terbentuknya status baru. Adanya orang kaya baru di Indonesia tururt merekontruksi budaya dan kontestasi identitas kelompok, melalui budaya konsumsi, konsumnerisme dan konsumsi yang tinggi turut memainkan perananpenting dalam politik kultural Indonesia kontemporer. Kelas baru ini adalah kalangan alumni berbagai kampus, yang peranannya dalam gerakan reformasi 1998.
Bangkitnya kelas menengah pitik yakni kelas terdidik di perkotaan yang menjadikan kritisime sebagai basis politik mereka. Kelas menengah politik berbeda dari konsep kelas menengah yang lazim dalam ilmu sosial. Kelas menengah membangun daya tawar vis a vis Negara melalui modal. Kelas menengah politik membangun daya tawarnya melalui intelektualitas dan organisasi politik. Mereka menguatkan atau mengeraskan gerakan sosial pada konteks reformasi 1998. Mereka membangun sistem atau wacana masyarakat baru.
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua