Pesantren Al-Falah Bandung Fokus Ngaji Al-Qur’an
NU Online · Jumat, 17 Januari 2020 | 12:30 WIB
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah KH Cecep Abdullah Syahid menjelaskan bahwa para santri di sini tidak hanya belajar membaca dan menghafal Al-Qur’an saja, tetapi juga diajarkan qiraat sab’ah, tujuh bacaan Al-Qur’an.
Hal itu disampaikan kepada para pengajar Fakultas Islam Nusantara (FIN) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) saat sowan dalam rangka Anjangsana Pesantren di Tatar Sunda pada Rabu (15/1).
Di samping itu, para santri juga dibekali dengan pengetahuan tilawah, melantunkan Al-Qur’an dengan lagu, mulai dari tingkat murottal hingga mujawwad.
Pesantren ini telah banyak menghasilkan qari dan qariah yang berhasil menyabet juara di tingkal nasional hingga internasional. H Nanang Qosim, misalnya, qari legendaris yang suaranya kerap terdengar bersama dengan H Muammar ZA. Yang terbaru, H Salman Amrillah yang berhasil menjadi qari terbaik internasional pada MTQ di Iran tahun 2019 lalu.
Sanad Al-Qur’an Ayah Syahid diperoleh dari dua jalur, yakni dari ayahnya KH Muhammad Shaleh yang menyambung ke Tubagus Ma’mun Banten dan mertuanya KH Ma’mun Bakri Kudang, Limbangan, Garut yang berlanjut ke Makkah.
Kiai Cecep yang saat ini juga menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Jamiyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jawa Barat dipercaya oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk memimpin programnya menghadirkan Satu Desa Satu Hafidz Al-Qur’an (Sadesha). Saat ini, menurutnya, sudah diterjunkan 1.500 hafidz Al-Qur’an di 1.500 desa di seluruh Jawa Barat.
Kiai yang mondok di berbagai pesantren di daerah Jawa itu menyampaikan bahwa selama lima tahun kepemimpinan Kang Emil, sapaan akrab Gubernur Jabar, sadesha ditargetkan 6.000 hafidz di 6.000 desa yang ada.
Para pengajar FIN Unusia juga berkesempatan ziarah ke pendiri pesantren Al-Falah KH Q Ahmad Syahid dan istrinya yang terletak di belakang rumahnya. Ayah Syahid, sapaan akrab para santrinya, wafat pada tahun 2017 lalu.
Pewarta: Syakir NF
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua