Nasional

Pra-Rakernas, LPT PBNU Susun Kurikulum Keaswajaan dan Moderasi Beragama

Kamis, 16 Februari 2023 | 16:15 WIB

Pra-Rakernas, LPT PBNU Susun Kurikulum Keaswajaan dan Moderasi Beragama

Workshop Kurikulum Keaswajaan dan Moderasi Beragama pada PTKI yang digelar LPT PBNU, pada Kamis (16/2/2023). (Foto: Dok. LPT PBNU)

 Bogor, NU Online

Lembaga Pendidikan Tinggi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPT PBNU) menggelar workshop untuk menyusun kurikulum keaswajaan dan moderasi beragama pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Hotel Amaroossa Bogor, Jawa Barat, selama dua hari, pada Kamis-Jumat (16-17/2/2023). 


Penyusunan kurikulum yang kelak akan menjadi mata kuliah wajib di semua PTNU se-Indonesia ini merupakan agenda menjelang atau Pra-Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LPTNU yang akan digelar di Medan, Sumatra Utara, pada 8-10 Maret 2023 mendatang. 


Ketua LPT Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Ainun Na’im mengatakan bahwa pihaknya mengemban amanah 1 abad NU untuk mengelola perguruan tinggi di lingkungan NU menjadi lebih baik lagi.


Ia menegaskan bakal melanjutkan tirakat yang lebih lama lagi untuk merawat jagat membangun peradaban dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sebagaimana nasihat Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang menyatakan bahwa NU sudah menjalankan tirakat selama 1 abad. 


“Rakernas kita ini mempunyai tagline yaitu merawat jagat dan membangun peradaban dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tentu spiritnya adalah Aswaja An-Nahdliyah yang sekarang sedang disusun,” kata Prof Ainun saat membuka Workshop Kurikulum Keaswajaan dan Moderasi Beragama pada PTKI, pada Kamis (16/2/2023).


Lebih lanjut, Prof Ainun mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan berbagai standarisasi agar siapa pun yang ada dalam jamaah NU dapat menguasai nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyah. Selanjutnya, penyusunan kurikulum keaswajaan ini akan disosialisasikan kepada masyarakat secara lebih umum melalui PTNU se-Indonesia. 


“Oleh karena itu, sebagian dari program-program yang telah kita lakukan adalah seperti pelatihan atau pendampingan tentang bagaimana kita menjaga mutu. Banyak program-program lain, termasuk ide untuk membuat standar-standar asesmen untuk menyaring atau menyeleksi mahasiswa yang masuk PTNU secara bersama,” jelas Prof Ainun. 


Berbagai program dan rencana ke depan, lanjutnya, akan didiskusikan dan dibahas secara lebih matang di dalam Rakernas LPTNU pada 8-10 Maret 2023. Menurut Prof Ainun, Rakernas menjadi media bagi LPTNU untuk melakukan konsolidasi agar lebih tertata, saling mengenal, dan mengetahui berbagai permasalahan yang ada di antara PTNU. 


“Nanti ada forum perguruan tinggi yang sudah sukses dan akan menjelaskan untuk bisa diikuti oleh PTNU yang lain. Dihadirkan juga rektor perguruan-perguruan tinggi yang sudah mapan untuk membantu kita dalam mengembangkan PTNU,” katanya. 


Kick-off Rakernas LPTNU

Ketua Panitia Pelaksana Pra-Rakernas LPTNU Rizqon Halal Syah Aji mengatakan, penyusunan kurikulum keaswajaan dan moderasi beragama pada PTKI ini merupakan permulaan atau kick-off dari Rakernas LPTNU pada bulan depan. 


Kemudian draf penyusunan kurikulum yang dihasilkan selama dua hari ini akan disosialisasikan di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, pada 21-22 Februari 2023. Lalu draf itu dibahas dan disahkan dalam Rakernas LPTNU di Medan, Sumatra Utara pada 8-10 Maret 2023. 


“LPTNU ingin menciptakan legacy (warisan), di antaranya banyak aspek tentang konsolidasi tata kelola universitas. Kebetulan kami di LPTNU bertugas untuk menerjemahkan gagasan pengurus agar bisa implementatif dan secara mudah dilaksanakan oleh masing-masing PTKI. Kita mulai dengan perumusan kurikulum keaswajaan,” jelas Rizqon. 


Ia menegaskan, kurikulum yang akan disusun ini bukan hanya sekadar tulisan di atas kertas tetapi akan digunakan oleh seluruh PTNU se-Indonesia dengan pengawalan dari Balitbang Kemenag agar lebih orientatif. 


“Hari ini, kami mohon dengan sangat kita mampu merumuskan sebuah draf yang penting sehingga bisa menjadi rujukan PTNU kemudian kita diseminasi di UNU Purwokerto pada 21-22 Februari, sehingga tidak lagi mentah, dan mengerucut sehinga bisa diluncurkan pada 8 Maret di Rakernas,” kata Rizqon. 


Pada kesempatan ini, hadir perwakilan masing-masing PTNU dari berbagai wilayah se-Indonesia. Hadir pula Sekretaris LPTNU Ahmad Suaedy, serta Tim Perumus Kurikulum Keaswajaan dan Moderasi Beragama Marzuki Wahid, Muhammad Ulinnuha, dan Khamami Zada. 


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad