Presiden Minta Sekolah Tatap Muka Hanya 2 Jam Sehari, 2 Hari Sepekan
NU Online Ā· Senin, 7 Juni 2021 | 11:30 WIB
Muhammad Faizin
Kontributor
Jakarta, NU Online
Presiden Joko Widodo meminta pembelajaran tatap muka yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru mendatang dilakukan secara ekstra hati-hati. Pembelajaran tatap muka dilakukan secara terbatas dengan hanya maksimal 25 persen dari jumlah siswa yang hadir.
āTidak boleh lebih dari dua hari seminggu, jadi seminggu hanya dua hari boleh melakukan maksimal tatap muka. Kemudian setiap hari maksimal hanya dua jam," jelas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pesan presiden dalam jumpa pers virtual yang disiarkan oleh Channel Youtube Sekretariat Presiden, Senin (7/6).
Keputusan untuk belajar tatap muka juga tergantung pada izin dari orang tua. Artinya ketika orang tua tidak mengizinkan anaknya untuk belajar tatap muka, maka siswa bisa tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Untuk memaksimalkan keselamatan proses pembelajaran tatap muka, pihaknya terus menfokuskan untuk memprioritaskan vaksinasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan. Sebelum tatap muka dimulai, semuanya ditargetkan sudah tervaksinasi.
"Jadi mohon bantuan juga kepala daerah karena vaksinnya kita kirim ke kepala daerah prioritaskan guru dan lansia, terutama guru-guru ini harus sudah divaksinasi sebelum tatap muka terbatas yang tadi kami sampaikan dilaksanakan," katanya.
Terkait pembelajaran tatap muka ini, sebelumnya Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim menegaskan bahwa tak ada tawar-menawar yang bisa dilakukan demi pendidikan.
Ā
āMasa depan Indonesia sangat bergantung pada sumber daya manusia. Sehingga tidak ada tawar-menawar untuk pendidikan, terlepas dari situasi yang kita hadapi," tegas Nadiem saat peluncuran Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUDdikdasmen) di Masa Pandemi Covid-19, Rabu (2/6).
Nadiem pun mengingatkan seluruh insan pendidikan terhadap risiko-risiko baik jangka pendek maupun jangka panjang yang akan muncul jika pembelajaran tatap muka tidak dilaksanakan segera.
Untuk mewujudkan belajar tatap muka ini, pihaknya telah menerbitkan panduan sebagai alat bantu bagi guru dan tenaga kependidikan untuk memudahkan persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Sementara, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berpendapat bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) merupakan pilihan cara yang paling efektif. Hal ini karena masih terjadi ketimpangan dalam hal kesiapan infrastruktur dan jaringan IT, kesiapan silabus dan kurikulum darurat, dan juga kesiapan dan budaya serta literasi digital guru dalam menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh di masa Pandemi ini.
Menag mengungkapkan banyak studi yang dilakukan lembaga Internasional menunjukkan kekhawatiran terjadinya krisis pembelajaran akibat pelaksanaan pembelajaran daring yang masih banyak menghadapi kendala dan hambatan ini.
Ia juga menyebut bahwa akibat pandemi sejak Maret 2020, satuan pendidikan ditutup. Lebih dari 10 juta siswa di bawah binaan Kementerian Agama terpaksa harus melaksanakan Belajar Dari Rumah (BDR) dengan segala keterbatasan yang ada.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua