Nasional

Prof Quraish Shihab: Berpuasa Bukan untuk Berleha-leha, Tapi Bekerja Keras

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:08 WIB

Prof Quraish Shihab: Berpuasa Bukan untuk Berleha-leha, Tapi Bekerja Keras

Profesor Muhammad Quraish Shihab. (Foto: Tangkapan layar)

Jakarta, NU Online
Cendikiawan Muslim Profesor Quraish Shihab menjelaskan, Ramadhan bukanlah bulan untuk berleha-leha, melainkan untuk bekerja keras dengan tujuan mulia tentang puasa produktif. Menurutnya.


“Pada masa Nabi dan pada masa sahabat-sahabat, bahkan pada masa sesudah itu, karya-karya besar, pencapaian-pencapaian besar umat Islam, terjadi di bulan puasa,” tuturnya melalui akun Instagramnya, Senin (25/3/2024).


Dia menyebutkan banyak pencapaian besar yang terjadi di bulan puasa seperti, kemenangan memasuki kota Makkah, Perang Badar, bahkan proklamasi kemerdekaan Indonesia terjadi pada bulan puasa. Itu menjadi bukti, bahwa bulan puasa bukan alasan untuk tidak melakukan hal positif.


“Memang puasa mengurangi sedikit kekuatan fisik, tetapi kekuranganya diimbangi dan ditutupi kekuatan mental sehingga kita dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang direstui oleh tuhan dan mencapai hal yang kita harapkan dengan melakukan kegiatan positif,”  jelasnya.


Puasa, lanjutnya, harus mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan positif, yang sesuai dengan ketentuan agama. Tidur berlebihan dan tidak sesuai kebutuhannya itu bukanlah sebuah ibadah.


Dapat disimpulkan, bahwa bulan puasa bukan menjadi alasan untuk tidak melakukan hal yang produktif dan melakukan hal-hal yang melanggar tuntutan agama dengan dalih sedang berpuasa.


“Di bulan puasa banyaklah belajar, bukan sekadar membaca Al-Quran. Di bulan puasa, jangan sampai anda terlambat masuk ke kantor dengan dalih sedang puasa. Di bulan puasa, jangan sampai terjadi hal-hal yang melanggar tuntutan agama, karena itu bukan tujuan yang diharapkan dari puasa,” tandasnya. 


Perbanyak dzikir
Profesor Quraish Shihab juga menjelaskan anjuran untuk perbanyak dzikir saat berpuasa. 


“Anjuran untuk dzikir tu mudah sekali, bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. Tapi kita sering mengabaikan,” jelasnya.


Ia menambahkan bahwa banyak orang salah paham tentang dzikir, banyak yang berpikir dzikir atau dzikrullah itu hanya sebatas subhanallah dan alhamdulillah, tapi nyatanya bukan hanya sekadar itu.


Dzikrullah menyebut nama Allah itu atau menyebut-nyebut Allah atau mengingat-ingat Allah itu, bisa dalam menyebut nama-Nya, bisa dengan menyebut perbuatan-Nya. Alam raya anda lihat ‘hebatnya ini alam’ itu Anda berdzikir,” tuturnya.


Menurutnya, banyak mengingat kenikmatan yang kita dapatkan dari Allah itu sudah termasuk dzikir seperti nikmatnya kemerdekaan Indonesia, nikmat sehat, serta nikmat mengingat tokoh-tokoh yang baik dan buruk juga termasuk dzikir kepada Allah, selama ada kaitannya dengan Allah.


“Jadi banyak sekali, menyebut Rasul, menceritakan tentang Rasul, itu dzikrullah,” tegasnya.


Dapat disimpulkan bahwa anjuran berzikir saat berpuasa ini sangatlah mudah, segala sesuatu yang kita syukuri dan nikmati, yang berkaitan tentang Allah tentunya, itu sudah termasuk dzikir.


“Anda dapat melakukannya kapan dan dimana saja, segala sesuatu yang terbentang di alam raya ini, itu dapat dijadikan jangkar untuk anda berzikir,” pungkasnya.