Nasional

Rais 'Aam PBNU Ungkap 3 Makna Manusia sebagai Khalifah fil Ardl

Senin, 15 Mei 2023 | 07:00 WIB

Rais 'Aam PBNU Ungkap 3 Makna Manusia sebagai Khalifah fil Ardl

Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan pengarahan di Halal Bihalal PBNU, di Kampus UIN Walisongo, Semarang, Ahad (14/5/2023). (Foto: NU Online Jateng)

Semarang, NU Online 
Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengungkapkan tiga makna manusia selaku khalifah fil ardl, yaitu pemimpin atau pengatur di permukaan bumi, sebagaimana diabadikan dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 30.


"Karena memang Allah swt menciptakan alam ini memang untuk manusia. Untuk diatur oleh manusia. Karena khalifah itu, di situ bermakna imaratuha (imaratul ardl), wa i'tha-u kulla dzi haqqin haqqah, lalu wal ubudiyah lillah," urai Kiai Miftach dalam Halal Bihalal PBNU yang digelar di Kampus UIN Walisongo, Semarang, Ahad (14/5/2023).


Pertama, imaratul ard, yaitu mengisi bumi ini agar bagaimana bisa makmur, sejahtera, keadilan merata, kejujuran merata, termasuk sandang pangan.


"Sampai-sampai fiqih kita mengatakan, kalau tidak ada satu pun orang Islam yang memproduksi satu jarum yang digunakan untuk menjahit pakaian penutup aurat manusia ini, gara-gara tidak ada satu pun orang yang memproduk satu jarum, maka semua umat Islam akan berdosa. Hanya satu jarum," jelasnya.


Pengasuh Pesantren Miftachussunnah Surabaya itu juga menguatkan dengan hadits tentang pentingnya menanam meski kiamat akan segera digelar.


إن قَامَتِ السَّاعَةُ وَفِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا تَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا


Artinya, "Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya maka tanamlah." (HR. Bukhari & Ahmad).


Kedua, i'tha-u kulli dzi haqqin haqqahu, yaitu menyampaikan mereka-mereka yang punya hak – siapa pun mereka, tak pandang bulu dan latar belakang – harus mendapatkan hak-haknya.


Ketiga, al-ubudiyah lillah, sesuai QS. Az Zariyat ayat 56 yaitu Wama kholaqtul jinna wal insa illa liya`budun. Artinya, "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."


 "Semua gerakan kita, amaliah kita dalam organisasi jamiyah yang tercinta ini, harus bernilai ibadah," ajak Kiai Miftach.


Tiga hal itu, sambungnya, merupakan tugas-tugas penting dan sebuah amanah yang besar, terutama di tangan para pengurus Nahdlatul Ulama yang dipercaya saat ini.


PBNU menggelar Halal Bihalal bertajuk 'Syawalan Bahagia Menuju NU Digdaya di Abad Kedua'. Acara ini dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan seni dari Paduan Suara UIN Walisongo, Paduan Suara RS dr R Soedarsono Kota Pasuruan, Grup Musik Padang Howo Pasuruan, Sanggar Tari Gandes Luwes Kota Pasuruan, dan Pedangdut asal Pasuruan Cak Sodiq New Monata.


Pada kesempatan itu, hadir para Wakil Rais 'Aam PBNU yakni KH Anwar Iskandar dan KH Afifuddin Muhajir. Hadir juga Katib 'Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori. Di jajaran tanfidziyah hadir Ketua Umum PBNU KH KH Yahya Cholil Staquf beserta Wakil Ketua Umum PBNU KH Zulfa Mustofa, Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf, dan Bendahara Umum PBNU Gus Gudfan Arif Ghofur, serta jajaran PBNU lainnya. Selain itu, turut hadir jajaran PWNU se-Indonesia serta PCNU dan MWCNU se-Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.


Kontributor: Ahmad Naufa
Editor: Syamsul Arifin