Nasional

Respons Kemajuan Teknologi, Ini yang Akan Dilakukan Pengusaha Nahdliyin

Sabtu, 20 Juli 2019 | 21:30 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Nahdliyin H Abdul Kholik menyatakan bahwa pihaknya akan mengkonsolidasi para pengusaha Nahdliyin agar memiliki soliditas dan loyalitas dalam merespons kemajuan teknologi.

“Tugas HPN adalah bagaimana mengkonsolidasi para pengusaha ini punya soliditas dan punya loyalitas, sehingga dengan demikian kalau pun ada teknologi itu yang harus kita adopsi, (itu) tidak membawa kerusakan pada ekonomi dan bisnis Nahdliyin,” kata Kholik pada acara Selebrasi dan Tasyakuran Hari Lahir (Harlah) yang ke-8 atau sewindu HPN di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (20/7). Perhelatan ini mengusung tema Sinergi Sumber Daya  Komunitas dengan Keunggulan Teknologi Digital Menggalang Arus Baru Ekonomi Indonesia.

Menurut Kholik, soliditas dan loyalitas yang akan dibangunnya penting karena keberadaan teknologi digital tidak hanya memiliki dampak positif, tetapi juga mempunyai dampak negatif. Ia menyatakan bahwa HPN tidak akan bisa melawan kemajuan teknologi di bidang digital. 

Namun, pihaknya mencoba mengambil langkah yang dianggap perlu untuk memproteksi bisnis-bisnis yang sekarang dikelola oleh para pengusaha Nahdliyin kelas menengah ke bawah agar tidak tergilas oleh digital ekonomi. Untuk itu, HPN menandatangi nota kesepahaman (MoU) dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). 

Nantinya, melalui MoU tersebut, diharapkan persaingan yang terjadi tidak menghadapkan antara pengusaha yang besar dan kecil. Sebabnya, jika persaingan yang tidak seimbang itu terjadi, maka otomatis pengusaha yang kecil kalah.

Ia juga menyatakan bahwa organisasi yang dibentuk pada 2011 ini akan membahas beberapa hal yang berkait dengan digital ekonomi. Sebab, katanya, digital ekonomi tidak hanya datang dari swasta, tapi juga dari pemerintah. Contoh yang datang dari pemerintah ialah E-katalog.

E-katalog dinilai banyak berdampak positif, yakni proyek dan harga-harga yang biasa memunculkan persoalan, kini dapat dihilangkan olehnya. Tapi, E-katalog juga berdampak negatif, seperti para kontraktor Nahdliyin yang berada di lapangan. Para kontraktor yang biasanya mempunyai kesempatan untuk mengerjakan proyek pengadaan barang dan pemasangan, kini hanya memeroleh jasanya. 

“Sekarang ini karena pengadaan barang di-take over oleh E-katalog, maka temen-temen di daerah hanya menikmati jasanya saja. Ini banyak sekali berdampak kepada para pengusaha kecil dan menegah kita di daerah-daerah,” ucapnya.

Begitu juga dengan disrupsi teknologi bagi bisnis travel umrah. Menurutnya, era disrupsi akan berdampak besar bagi bisnis tersebut, sementara banyak pengusaha Nahdliyin yang menjadi penyelenggara atas bisnis tersebut. Oleh karena itu, menurutnya, jika tidak ada sikap yang diambil untuk membentengi usaha para pengusaha Nahdilyin ini, maka akan habis. 

Hadir pada peringatan Harlah HPN, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketua PBNU Bidang Ekonom H Eman Suryaman, Pendiri HPN KH Agoes Ali Masyhuri, Ketua Dewan Pembina HPN H As’ad Said Ali, Ketua Umum KPPU Kurnia Toha, perwakilan dari Badan Ekonomi Kreatif Fajar Utomo, dan sejumlah mitra HPN lainnya. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)