Nasional

Satuan Pendidikan di Zona Hijau Boleh Belajar Tatap Muka dengan Syarat

Senin, 15 Juni 2020 | 13:00 WIB

Satuan Pendidikan di Zona Hijau Boleh Belajar Tatap Muka dengan Syarat

Siswa belajar di kelas (Foto: NU Online/Faizin)

Jakarta, NU Online

Satuan pendidikan yang berada di zona hijau atau bebas dari Covid-19 boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka. Hal itu diungkapkan secara langsung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat menyampaikan keterangan pers tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran dan Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19 secara langsung melalui virtual di Youtube Kemendikbud RI pada Senin (15/6).

 

Namun, satuan pendidikan tersebut harus mengantongi izin dari Pemerintah Daerah, Kantor Wilayah Pendidikan, atau Kantor Kementerian Agama setempat. Satuan pendidikan juga harus memenuhi seluruh daftar periksa dari keseluruhan syarat pembelajaran tatap muka.

 

“Pada saat ini semua, tiga-tiganya, tiga langkah pertama untuk kriteria pembukaan, sekolahnya boleh mulai pembelajaran tatap muka,” kata menteri yang masih berusia 35 tahun itu.

 

Namun, ia menegaskan, satuan pendidikan tidak diperkenankan memaksa siswa untuk mengikuti pembelajaran tatap muka jika tidak mendapatkan izin dari orang tuanya. Artinya, siswa tersebut diperbolehkan untuk tetap belajar dari rumah. “Tetapi tidak bisa memaksa murid yang orang tuanya tidak memperkenankan untuk pergi sekolah karena masih belum cukup merasa aman,” ujarnya.

 

Selanjutnya, daerah yang sudah masuk zona hijau, Kemendikbud akan lebih dahulu membuka sekolah di level menengah terlebih dahulu, yaitu SMP, MTs, SMA, SMK, MA, atau sederajat. Sementara untuk sekolah di level dasar, SD, harus menunggu dua bulan lagi, jika zona tersebut masih termasuk dalam kategori hijau.

 

“Paling awal, level SMP ke atas yang boleh. Baru kalau semua masih oke dan masih hijau, baru boleh SD dan SLB yang mulai dibuka,” ujarnya.

 

Adapun PAUD baru boleh dibuka pada bulan kelima, yakni setelah pendidikan menengah dan dasar berjalan jika zona masih dalam kondisi hijau, belum berubah menjadi kuning, oranye, atau bahkan merah. “Bulan kelima barulah PAUD boleh memulai belajar dengan tatap muka,” kata menteri yang menamatkan studinya di Universitas Brown dan Universitas Harvard itu.

 

Nadiem menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil dari berbagai saran dan masukan yang diterima dari beragam pihak dan stakeholder. “Ini adalah cara paling pelan dan bertahap untuk memastikan murid-murid kami. Jenjang paling bawah kita terakhirkan karena bagi mereka lebih sulit lagi untuk melakukan social distancing,” pungkasnya.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Muhammad Faizin