Nasional

Sejumlah Dubes Apresisasi Terbitnya Buku Moderasi Beragama dalam 3 Bahasa

Kamis, 9 Desember 2021 | 13:07 WIB

Sejumlah Dubes Apresisasi Terbitnya Buku Moderasi Beragama dalam 3 Bahasa

Duta Besar Amerika Serikat diwakili Greg Bauer menerima buku Moderasi Beragama

Bali, NU Online
Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI meluncurkan buku Moderasi Beragama dalam tiga bahasa, yakni Inggris, Arab, dan Mandarin. Peluncuran buku ini dikemas dalam Monolog Budaya yang digelar di Bali, Rabu (8/12/2021).


Isi buku Moderasi Beragama dalam tiga bahasa asing ini sama dengan versi Bahasa Indonesia yang telah diterbitkan pada Oktober 2019 silam. Buku ini mengandung pembahasan tentang apa moderasi beragama, mengapa diperlukan, serta bagaimana cara melakukan penguatan dan implementasinya, baik dalam kehidupan pribadi, maupun bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


Sejumlah duta besar negara sahabat turut hadir dalam peluncuran ini, antara lain, Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, Duta Besar Amerika Serikat diwakili Greg Bauer, Duta Besar Tiongkok, Duta Besar Mesir, dan perwakilan konjen negara-negara sahabat.

 

Greg Bauer, perwakilan Kedubes Amerika mengapresiasi terbitnya buku Moderasi Beragama dalam tiga bahasa ini. Menurutnya, kehadiran buku ini khususnya dalam terbitan Bahasa Inggris sangat penting guna menyuarakan perdamaian di dunia. 

 

“Kami sudah menunggu lama hadirnya terjemahan buku Moderasi Beragama yang berbahasa Inggris. Sebenarnya pihak Kedubes AS sudah mengetahui keberadaan buku ini setahun sebelumnya dan menunggu bukunya hadir dalam bahasa Inggris agar bisa disebarkan lebih luas lagi,” ujar Greg Bauer.


Para Kedubes berharap dalam setiap even internasional buku Moderasi Beragama 3 bahasa ini bisa dijadikan salah satu media untuk membangun spirit perdamaian yang bisa disuarakan di tingkat global.


Sementara itu, Kepala Badan (Kaban) Litbang Diklat Kemenag Achmad Gunaryo mengatakan, Moderasi Beragama merupakan spirit nilai-nilai kearifan Indonesia yang meramu dan meracik keberagaman yang ada di Indonesia sehingga mampu menjadi bangsa yang rukun, damai, dan toleran. Bahkan tidak hanya bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan Moderasi Beragama, akan tetapi juga warga dunia.


“Melalui berbagai forum dunia, Indonesia bisa menjadi contoh dalam mengembangkan Moderasi Beragama untuk menciptakan kerukunan, harmoni sosial di antara masyarakat yang beraneka ragam, dan perdamaian dunia,” tegas Gunaryo.


“Jadi, Moderasi Beragama bukan hanya kebutuhan masyarakat Indonesia, tapi sudah menjadi kebutuhan dunia seluruhnya,” sambung Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang ini.


Dalam tingkat global, lanjut dia, melalui momentum setelah Indonesia menerima estafet Presidensi G-20 Indonesia memiliki peran strategis baik baik di tingkat regional, kawasan dan global.


“Sebagai negara Muslim terbesar dalam G-20, Indonesia harus mengambil peran prakarsa untuk menciptakan perdamaian antarnegara, terutama di dunia Islam yang mengalami krisis serius, selain peran ekonomi yang bisa membawa dampak positif bagi kepentingan nasional Indonesia,” kata Kaban.


Mantan Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri Setjen Kemenag ini menambahkan, Kemenag telah menyusun untuk pertama kalinya buku Moderasi Beragama pada tahun 2019. Tujuan penyusunan buku ini sebagai panduan kebijakan dalam rangka mengarusutamakan cara beragama yang moderat, sebuah istilah yang menjadi lawan kata dari ekstremisme.


“Moderasi Beragama telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang disusun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),” ungkap Kaban.


Melalui Perpres 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024, dinyatakan bahwa program prioritas memperkuat Moderasi Beragama yang bertujuan untuk mengukuhkan toleransi, kerukunan dan harmoni sosial, menjadi tanggung jawab Kemenag. Moderasi Beragama dapat menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi kebudayaan dalam memajukan sumber daya manusia Indonesia.

 

Selain para dubes, kegiatan yang dijadwalkan selama 5 hari ini, 7-11 Desember 2021 ini juga dihadiri perwakilan majelis-majelis agama, ormas keagamaan, lembaga keagamaan di Provinsi Bali, para kepala kanwil Kemenag provinsi.


Acara ini juga dirangkai dengan International Seminar & Expose on Religious Harmony bertema Diplomasi Moderasi Bergama untuk Perdamaian Dunia: Peran Strategis Indonesia dalam Mempromosikan Moderasi Beragama di Tingkat Global yang digelar di Swiss BelHotel Rainforest Kuta, Bali, Selasa (8/12/2021).