Nasional

Semangat Koin Muktamar, Lompatan Besar Warga NU

Selasa, 14 Desember 2021 | 07:15 WIB

Semangat Koin Muktamar, Lompatan Besar Warga NU

Melalui kotak infak (Koin) Muktamar, warga NU digerakkan semangat filantropi hingga terbentuk kemandirian.

Jakarta, NU Online
Kotak Infak (Koin) Muktamar NU adalah bagian dari program yang selama ini dilakukan di NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU). NU Care-LAZISNU menjadi satu-satunya lembaga yang bisa melaksanakan penggalangan dana atau filantropi. Penggalangan juga dilakukan walaupun dengan cara sekecil itu.


"Mungkin menurut sebagian orang hanya 1000, S3 programnya, sedekah sedino sewu, sedekah sehari seribu itu yang sangat kecil, tetapi begitu banyak. Dan semangatnya umat, utamanya Nahdliyin bisa menjadi sebuah lompatan besar," kata Ketua NU Care-LAZISNU Muhammad Wahib dalam tayangan dari kegiatan seminar web Road to Muktamar Ke-34 NU bertema NU, Kemandirian, dan Filantropi diakses Senin (13/12/2021).
 

Menurut Wahib, hal tersebut merupakan sebuah potensi, karena ekosistem tersebut hanya dimiliki oleh Nahdlatul Ulama. Mainstream, persamaan, dan juga pemahaman masyarakat terkait Koin ini dilakukan oleh warga Nahdlatul Ulama yang dulunya melalui pengajian, dan majelis taklim.

 

"Tentu di era digital seperti ini, kita juga tidak menutup mata untuk bisa melakukan model-model pendekatan yang filantropi ala sekarang. Contohnya apa, bahwa saat ini juga kita telah membuka, membentuk pelaksanaan koin muktamar secara digital," ujarnya.
 

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa koin muktamar secara digital ini merupakan sebuah inovasi untuk meningkatkan pendekatan-pendekatan kepada kalangan milenial. "Sehingga tugas kita itu bisa menyetarakan, menyamakan, bisa menyapa baik kaum orang tua, orang yang apa tadi seribu, dua ribu perhari yang sudah apa tradisional tadi. Juga dengan pendekatan yang milenial. Tentu tretmennya beda, pendekatannya akan beda," jelasnya.

 

Ia mengatakan bahwa spirit ini logikanya dikembangkan terus terkait bagaimana pemanfaatan dan model koin ini. Ia mencontohkan di Sumatera sudah ada yang membangun Institut Sains dan Teknologi NU melalui spirit Koin Nahdlatul Ulama.

 

"Nah saya kira tadi disampaikan Lembaga NU Care-LAZISNU karena kita memang wadah yang tepat untuk Nahdliyin melaksanakan (penyaluran) baik infak, zakat, dan sedekah, atau filantropi terkait dengan program-program yang ada di Nahdlatul Ulama," ungkapnya.
 

Wahib berharap dengan adanya webinar ini juga mensosialisasikan bahwa kepada warga Nahdlatul Ulama bahwa NU memiliki lembaga yang benar-benar resmi untuk penggalangan ZIS.

 

"Baik itu secara syariat, amilnya juga mendapatkan legitimasi, dan lembaganya juga diaudit secara syariah, kantor akuntan publik, independen, maupun Badan Pemeriksa Keuangan. Sehingga legitimasi dari negara maupun secara keagamaan. Bahkan Lembaga Bahtsul Masail NU Jawa Timur juga sudah menyatakan bahwa amil yang ada di NU Care-LAZISNU adalah amil syari," pungkasnya 

 

Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kendi Setiawan