Nasional

Seni Budaya Fondasi Bangsa Bangun Peradaban

Sabtu, 23 Desember 2023 | 21:00 WIB

Seni Budaya Fondasi Bangsa Bangun Peradaban

Ketua Umum PP Pagar Nusa M Nabil Haroen. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa M Nabil Haroen mengungkapkan bahwa seni dan budaya sangat penting sebagai fondasi bangsa untuk membangun peradaban. Ia menyoroti bahwa Indonesia punya kebudayaan dan khazanah kesenian yang luar biasa, yang perlu terus dimunculkan serta menjadi identitas utama bangsa Indonesia.


“Saat ini, kita ini bangsa Indonesia harus diakui sedang mengalami krisis identitas. Padahal, kita punya kebudayaan dan ragam kesenian yang luar biasa. Kita punya pencak silat, yang merupakan warisan budaya dunia yang adiluhung, pencak silat kita diakui oleh UNESCO,” ujarnya saat Halaqah Fiqih Peradaban di Pondok Pesantren Roudlotul Muta’abbidin, Payaman, Solokuro, Lamongan, Jawa Timur, Sabtu (22/12/2023).


Di Nahdlatul Ulama, pencak silat menjadi identitas utama Pagar Nusa, yang menjadi platform penting untuk mengajari bela diri generasi kita. “Di Pagar Nusa, tidak hanya pencak silat secara fisik, namun juga dibekali kekuatan mental, serta tersambung sanad ngaji dengan para guru kita, para kiai pendiri Nahdlatul Ulama hingga Kanjeng Nabi Muhammad,” tegasnya.


Selain itu, Nabil juga menyampaikan bahwa Fiqih Peradaban menjadi sumbangsih Nahdlatul Ulama untuk membangun tata baru dunia yang lebih harmonis. “Konsep Fiqih Peradaban ini sumbangsih luar biasa dari Nahdlatul Ulama, tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga untuk masyarakat dunia,” katanya.


Menurutnya, betapa Fiqih Peradaban juga menjadi kunci dan pondasi utama untuk mencipta masyarakat yang cinta perdamaian. Sebab, dengan perdamaian, akan tercipta peradaban dan tatanan sosial.


"Kita berada pada situasi yang tidak mudah secara geopolitik maupun kompetisi ekonomi global, perang terjadi di beberapa kawasan di dunia, di Eropa dan Timur Tengah. Halaqah Fiqih Peradaban yang diselenggarakan Nahdlatul Ulama ini menjadi kontribusi nyata untuk masa depan manusia," lanjutnya.


Sebelum di Lamongan, rangkaian Halaqah Fiqih Peradaban telah diselenggarakan di beberapa pesantren hingga akhir Desember 2023. Pada agenda di Pesantren Roudlatul Muta'abbidin, hadir juga K Kholili Kholil (PBNU), KH Syahrul Munir, serta pengurus Nahdlatul Ulama dan kiai-kiai muda di kawasan Lamongan. Agenda ini juga menjadi rangkaian Halaqah Fiqih Peradaban Seri II, yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di ratusan pesantren di Indonesia. 


Halaqah Fiqih Peradaban diadakan PBNU seri I pada paruh kedua tahun 2022. Pada tahun ini, diselenggarakan beberapa rangkaian agenda internasional, semisal ASEAN IIDC serta forum Religion 20 ISORA, yang diselenggarakan oleh PBNU bekerjasama dengan Kementerian Agama, Kementerian Luar Negeri serta beebrapa instansi terkait.