Nasional

Stadion Kanjuruhan Direnovasi Jelang Setahun Tragedi, Keluarga Korban: Alat Bukti Kok Direnovasi

Jumat, 29 September 2023 | 10:00 WIB

Stadion Kanjuruhan Direnovasi Jelang Setahun Tragedi, Keluarga Korban: Alat Bukti Kok Direnovasi

Kondisi stadion Kanjuruhan Malang yang rumputnya sudah meninggi. (Foto: Antara)

Jakarta, NU Online

Setelah lama tak terjamah selama 11 bulan pasca-tragedi kerusuhan antara suporter dengan aparat keamanan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022, pemerintah mulai melakukan renovasi yang sudah berjalan sejak 9 September 2023 lalu. Pengerjaan proyek renovasi Kanjuruhan ini dilakukan oleh PT Brantas Abipraya (persero) dan PT Waskita Karya.


Dua perusahaan plat merah ini mengerjakan stadion Kanjuruhan sesuai arahan Kementerian PUPR untuk membenahi fasilitas. Nilai proyek renovasi itu mencapai Rp390 miliar dengan desain akhir stadion berkapasitas 21 ribu penonton single seat. Proses renovasi dilakukan dengan sistem kerja sama operasi (KSO) dan ditargetkan dalam waktu 16 bulan rampung.


Wajah saksi bisu tragedi Kanjuruhan itu akan berubah, namun ingatan tentang peristiwa yang menewaskan 135 orang suporter tersebut akan selalu dikenang sepanjang masa di dunia persepakbolaan Indonesia.


Renovasi stadion Kanjuruhan sempat menuai penolakan dari keluarga korban tragedi Kanjuruhan. Pasalnya, stadion yang berada di Kepanjen itu menjadi saksi peristiwa kelabu yang telah menewaskan 135 orang dan belum dilakukan rekonstruksi ulang. 


Padahal, rekonstruksi penting untuk mengetahui gambaran utuh peristiwa dalam hukum pidana. Pada saat yang sama laporan model B yang diajukan keluarga korban masih berjalan belum menuai titik terang. Kekecewaan ini diungkapkan kepada NU Online.


"Stadion Kanjuruhan itu adalah alat bukti tercabutnya nyawa anak kami dan belum dijamah sama sekali untuk penegakan hukum. Itu alat bukti kok direnovasi," kata Santi, ibu dari salah satu korban Kanjuruhan.


Dulu, stadion berkapasitas 40 ribu penonton itu diresmikan pada 9 Juni 2004 oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarno Putri. Pembangunan stadion itu dimulai pada tahun 1997. Tak tanggung-tanggung, dana Rp35 miliar dikucurkan untuk membangun stadion tersebut.


Peresmian Stadion Kanjuruhan ditandai dengan laga uji coba tengah musim Liga Indonesia Divisi 1 2004 antara Arema melawan PSS Sleman, di mana kala itu tuan rumah menang tipis 1-0. Pertandingan tersebut sekaligus menandai pindahnya home base Arema dari Gajayana ke Kanjuruhan. 


Kanjuruhan juga pernah menjadi salah satu stadion dengan rataan penonton tertinggi se-Asia Tenggara untuk musim 2009/10 dan 2010/11, di mana kala itu Panpel Arema mendapatkan trofi Panpel Terbaik ISL 2009/10.