Nasional

Takmir Masjid di Jepang Ini Kunjungi PBNU, Jajaki Kerja Sama Program

Jumat, 4 Agustus 2023 | 07:00 WIB

Takmir Masjid di Jepang Ini Kunjungi PBNU, Jajaki Kerja Sama Program

Silaturahim para takmir masjid Jepang di Kantor PBNU membahas kerja sama program, Kamis (3/8/2023). (Foto: NU Online/Ahmad Naufa)

Jakarta, NU Online 
Rombongan takmir Masjid Darussalam Nishio, Nagoya, Jepang, mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya No. 164 Jakarta Pusat pada Kamis (3/8/2023) sore. Kedatangan mereka yang berjumlah enam orang itu disambut hangat Ketua Lembaga Takmir Masjid (LTM) PBNU H Munawar Fuad Nuh, H Timbul Pasaribu dan jajarannya.


Salah satu pimpinan Masjid Darusallam yang berasal dari Malaysia, Imam Ustadz Muhammad Abdul Muhaimin menjelaskan, selain untuk mengharap berkah dari ulama NU, kedatangannya juga ingin belajar dan mencocokkan amaliah yang selama ini dilakukan di Jepang, dengan yang ada di Indonesia. Diakuinya, selama ini pihak takmir sudah melaksanakan amaliah dan tradisi yang serupa dengan Islam yang berkembang di Indonesia.


“Kita mau ada support dari Indonesia khususnya Nahdlatul Ulama, kita juga dari Malaysia nanti, sebab kita akan berkunjung ke Jatim, supaya penyelarasan amal yang kita buat setiap hari, rutinan harian,” tuturnya.


Sedangkan menurut salah satu takmir Masjid Darussalam Ustadz Rendi Prasetya yang berasal dari Yogyakarta, tujuan mereka sowan untuk silaturrahim dan ngalap berkah ulama-ulama NU, terutama takmir baru agar mendapatkan kekuatan dan masukan-masukan program.

 

Dikatakannya, Masjid Darussalam yang dulunya merupakan bangunan gereja itu memiliki data total jamaah kurang lebih 1000 orang, yang sebagian besar berasal dari Indonesia.


“(Masjid) sudah berjalan kurang lebih 15 tahun, dan benar-benar berjalan terstruktur itu kurang lebih 10 tahunan,” tuturnya kepada NU Online.


Rendi mengungkapkan, Masjid Darussalam memiliki beberapa program rutin, di antaranya Yasinan setiap malam Jumat, membaca Ratibul Haddad setelah maghrib, kemudian setiap malam Ahad ada ceramah dan kajian beberapa kitab. Selain itu, ada juga sepak bola di Ahad pagi, camping, bakar-bakar dan sebagainya. 


“Salah satu cara kami menarik teman-teman non-Muslim, khususnya warga Japan ini, kita ajak ke sebuah permainan sepak bola, camping dan juga barbeque, setelah itu kita ada pendekatan, kemudian baru kita ajak di malam Ahad itu, kajian malam ahad,” bebernya.


Ditanya hubungan dengan Pemerintah Jepang terkait kegiatan keagamaan, Rendi menjelaskan bahwa pihaknya sebagai orang Nusantara mengaku selalu membawa sopan santun, adab, dan saling memahami. 


“Dan kemarin itu mungkin pertama kalinya kita mengadakan takbir keliling. Dan takbir keliling itu kita diizinkan oleh Pemerintah Jepang juga. Masyaallah, kemarin itu 17 mobil. Itu mobil family car, kan. Ahlamdulillah kita takbir keliling di kota Nishio itu,” ungkapnya berbahagia. 


Hal itu, imbuhnya, sebagai bukti bahwa orang Nusantara dapat berbaur dan mendapat dukungan daripada pemerintah jepang.


Kepada semua pihak, khususnya jaringan warga NU yang ada di Jepang, Rendi berharap agar saling menjaga ukhuwah dan tetap menjaga amaliah-amaliah yang telah diwariskan dan menjadi warisan orang Nahdlatul Ulama. Dengan amaliah tersebut, ia optimistis umat Islam akan bersatu dan dakwah yang ada di Jepang akan semakin lebih baik.

 

Sementara itu, H Munawar Fuad Nuh menjelaskan bahwa inti pertemuan informal itu adalah silaturrahim dan menjajaki kerja sama. 


“Kebetulan LTM PBNU itu punya program Diplomasi Masjid. Jadi peranan masjid untuk mensyiarkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah. Tidak hanya di Indonesia tapi juga di mancanegara,” terangnya.


Poin hasil pertemuan itu juga adanya keinginan membangun multi-kolaborasi antara LTM PBNU dengan para pengurus takmir masjid di Jepang. 


“Sehingga ke depan, tadi mulai dijajaki adanya program kerja sama dakwah, kerja sama pengiriman atau pertukaran imam, khatib di Jepang, antara LTM PBNU dengan pengurus takmir masjid di sana,” tutur Fuad.


Dalam pertemuan sekitar satu jam itu, dibicarakan juga kemungkinan mengembangkan solidaritas donasi keumatan melalui infak digital. Selain itu, juga mengusahakan membangun kerja sama dalam bentuk ta’lim virtual untuk menyiarkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah.