Nasional

Teladani Syekh Nawawi Al-Bantani, Wapres Tekankan Hidup Proporsional

Sabtu, 20 Mei 2023 | 15:00 WIB

Teladani Syekh Nawawi Al-Bantani, Wapres Tekankan Hidup Proporsional

Wapres KH Ma'ruf Amin saat menghadiri Haul Ke-130 Syekh Nawawi Al-Bantani di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara Banten, Jumat malam (19/5/2023) malam. (Foto: Setwapres)

Serang, NU Online
Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menekankan pentingnya hidup proporsional. Hal ini di antara bentuk keteladanan yang dicontohkan Syekh Nawawi Al-Bantani.


Hal itu disampaikan Kiai Ma'ruf pada Haul Syekh Nawawi Al-Bantani ke-130 diperingati di Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara Banten, Jumat malam (19/5/2023) malam.


Pada peringatan haul tersebut, KH Ma’ruf Amin menggarisbawahi pandangan-pandangan Syekh Nawawi Al-Bantani dalam berbagai persoalan kehidupan, utamanya untuk menjadi pedoman masyarakat agar hidup secara proporsional berada di bawah naungan Sang Pencipta.


Syekh Nawawi dikenal melalui salah satu pandangannya tentang bolehnya umat Islam mencari dunianya (rizkinya) bahkan sebanyak-banyaknya, selama tidak melalaikan kewajiban-kewajibannya kepada Allah swt.


“Orang yang cinta dunia dalam arti proporsional, wajar saja, tidak berlebihan, dengan tetap menjaga kewajiban-kewajibannya pada Allah, itu bagian daripada watak manusia (manusiawi)," ungkap Wapres.


Bahkan dalam konteks mencari rezeki tersebut, jika kita melakukannya sesuai dengan ketentuan syariah dan tidak melalaikan kewajiban, maka termasuk dalam kategori berjuang di jalan Allah.


“Kalau kita mencari rezeki yang halal, tetap menjaga hal-hal yang menjadi kewajiban kita, itu adalah jihadul akbar," ujarnya.


Adapun terkait hadis yang menyebutkan bahwa "Siapa mencintai dunianya maka membahayakan akhiratnya”, Syekh Nawawi pun menerangkan bahwa hadis tersebut merujuk pada orang yang mencari dunia dengan mengerjakan hal-hal yang dilarang agama sehingga ia kehilangan akhiratnya. 


"Jadi, Beliau (Syekh Nawawi) mengatakan bahwa yang tidak boleh itu kalau kita mencari rizki tidak sesuai syariah. Karena kalau tidak sesuai syariah itu berarti tidak ada (tidak bernilai),” papar Wapres.


Menurut Wapres, khususnya dalam menjemput rezeki, seseorang diminta untuk mampu berusaha terhadap pekerjaannya dan tidak lalai dalam menjalankannya. Sebab, apabila lalai dalam menjalankannya, hal tersebut menunjukkan mata hati yang sudah hilang.


“Usaha kamu terhadap sesuatu yang sudah dijamin oleh Allah (rezeki), dan kamu lalai terhadap apa yang diminta oleh Allah (amal), itu menunjukkan hilangnya mata hati daripada kamu,” jelas Wapres.


Wapres juga menyebutkan bahwa seseorang yang terlalu mencintai sikap yang terlalu berpihak pada hal-hal duniawi yang merugikan merupakan biang daripada berbagai kesalahan.


“Cinta dunia yang membawa kepada melanggar, yaitu perintah-perintah Allah, menyia-nyiakan perintah Allah, dan mengerjakan apa yang dilarang oleh Allah. Kewajiban yang banyak diabaikan, itu yang menyebabkan hilang akhiratnya, yang menyebabkan sumber kesalahan,” tegasnya.


Mengakhiri sambutannya, Wapres menekankan pentingnya untuk memberikan perhatian penuh kepada kewajiban manusia dalam berkehidupan, seperti menjaga harta, mendidik anak, dan menjalani pekerjaan dengan sepenuh hati dan tidak lalai.


“Jangan sampai melalaikan kewajiban kita, harta kita, anak kita, kerjaan kita,” pungkasnya.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan