Nasional

Wapres KH Ma’ruf Amin Harap NU Berkontribusi Benahi Konflik Global

Jumat, 18 Februari 2022 | 02:30 WIB

Wapres KH Ma’ruf Amin Harap NU Berkontribusi Benahi Konflik Global

Wapres RI KH Ma'ruf Amin. (Foto: BPMI Setwapres)

Bangkalan, NU Online

Wakil Presiden (Wapres) RI KH Ma'ruf Amin berharap, Nahdlatul Ulama (NU) mampu menggunakan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk berperan sebagaimana yang diharapkan banyak pihak. Salah satunya, NU diharapkan mampu berkontribusi membenahi konflik global yang terjadi di berbagai belahan dunia.

 

"Banyak pihak yang menaruh harapan besar terhadap peran NU ke depan dalam memberikan kontribusi, baik di tingkat nasional, pada kehidupan kita berbangsa, bermasyarakat, maupun perannya di tingkat global," kata Kiai Ma'ruf secara daring pada Peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-99 NU yang digelar di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Bangkalan, Jawa Timur, 16 Rajab 1443 yang bertepatan pada Kamis (17/2/2022) malam.

 

Wapres menuturkan, warga dunia saat ini memerlukan gagasan dan pikiran yang jernih untuk membenahi berbagai konflik di tingkat global. Ia menyebutkan, berbagai cara penyelesaian telah ditempuh tetapi belum menemukan hasil.

 

"Melalui politik belum mencapai hasil, melalui militer akan menambah keramaian pertempuran," ujar Kiai Ma'ruf yang diberi mandat sebagai salah seorang Mustasyar PBNU 2022-2027 itu.

 

Menurutnya, salah satu yang sangat mungkin dilakukan sebagai upaya membenahi konflik global yang terjadi yakni melalui pendekatan kemanusiaan, sebagaimana yang selama ini telah menjadi ajaran dalam NU.

 

Wapres menyebutkan, NU memiliki konsep tiga persaudaraan yang salah satunya adalah tentang kemanusiaan. Ketiganya itu adalah ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan warga negara), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan).

 

Dari konsep tersebut, Wapres berharap agar NU mampu menjadi salah satu pihak yang bisa menyelesaikan konflik, serta membangun dunia baru yang lebih damai.

 

Karena itu, Kiai Ma'ruf mengharapkan agar NU perlu segera mengonversi berbagai potensi yang dimiliki menjadi sebuah kekuatan, sehingga NU menjadi lokomotif gerakan dan melakukan berbagai perbaikan untuk peradaban.

 

"NU harus bisa menjadi kekuatan lokomotif gerakan penting di berbagai sektor. Ini tantangan kita. Jangan sampai kita (NU) punya banyak potensi tetapi tidak bisa menjadi penggerak apa-apa," tegasnya.

 

Pemimpin NU sebagai penggerak

Selain itu, Kiai Ma'ruf pun mengharapkan agar para pemimpin NU di semua level kepengurusan, dari pengurus besar hingga ranting, untuk bisa berfungsi sebagai penggerak.

 

"Mereka (pemimpin NU) harus berfungsi sebagai dinamo yang menggerakkan untuk memberikan kemanfaatan umat dan bangsa. Bukan seperti panggal yang hanya berputar sendiri dan tidak memberikan dampak terhadap gerakan apa pun di sekitarnya," harap Kiai Ma'ruf.

 

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa dalam waktu sekitar dua bulan kepengurusan pasca-Muktamar dan kurang dari satu bulan setelah pengukuhan, PBNU telah banyak menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.

 

Di antaranya, kerja sama itu dilakukan dengan pemerintah yakni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Mikro (Kemenkop UKM).

 

Dari kerja sama itu, PBNU akan menjalankan banyak program yang melibatkan ratusan pengurus cabang NU dan santri pondok pesantren se-Indonesia.

 

"Kita akan menjalankan program peremajaan sawit rakyat yang melibatkan sekurang-kurangnya 130 cabang. Pembangunan kampung nelayan di 90 titik di seluruh Indonesia," kata Gus Yahya.

 

"Baru saja kita tanda tangani (kerja sama) dengan dua kementerian yang akan kita bangun 250 badan usaha milik Nahdlatul Ulama (BUMNU) dan akan kita didik 10 ribu wirasantri," imbuhnya.

 

Semua kerja sama yang dilakukan itu sengaja disampaikan Gus Yahya untuk menyatakan diri bahwa PBNU akan terbuka untuk semua.

 

"Demi kemaslahatan yang lebih besar dan barakah," tegas Gus Yahya.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi