Nasional

Warga Jepang Masuk Islam Karena Minuman Halal

Sabtu, 19 Oktober 2019 | 16:45 WIB

Warga Jepang Masuk Islam Karena Minuman Halal

Kazushige Kobayashi sesaat sebelum membacakan dua kalimat syahadat yang dituntun Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di PBNU, Sabtu (19/10) (Foto: NU Online/Abdullah Alawi)

Jakarta, NU Online 
Seorang warga Jepang atas nama Nama Kazushige Kobayashi berikrar memeluk agama Islam di Gedung PBNU, Jakarta, Sabtu (19/10). Ia membaca dua kalimat syahadat dibimbing Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Ia mengaku tak ada paksaan dari siapa pun atas niatnya menjadi mualaf. 

Kobayashi bercerita, saat ini di negeranya, Negeri Sakura, Islam berkembang dengan baik, tampak mulai dari rumah ibadah hingga model pakaian. Ia menyebutkan, di Tokyo misalnya, ada masjid, rumah makan halal milik pengusaha Muslim Jepang dan hingga ada situs berita yang menampilkan kimono gaya yang cocok bagi seorang muslimah. 

“Ini aplikasi makanan dan minuman halal berbahasa Jepang,” kata Kobayashi dengan bahasa Indonesia yang patah-patah, maklum baru sebulan di Jakarta, sambil menunjukkan telpon selulernya, menunjukkan aplikasi Halal Gourmet Japan. “Shinjuku Gyoeb Ramen Ouke makanan halal milik pengusaha Muslim Jepang,” lanjutnya.  

Menurut Kobayashi, ia tertarik terhadap Islam karena konsep makanan dan minuman halal tersebut. Dan ketika ia mencari tahu, ada hubungannya dengan kesehatan bagi seseorang. 

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, setelah menuntunnya mengucapkan dua kalimat syahadat, menambahkan Abdullah untuk nama depannya. Jadi, kini ia bernama Abdullah Kazushige Kobayashi.

Kiai Said kemudian mengatakan kepada Kobayashi bahwa Islam adalah agama damai dan mengajarkan kedamaian. Agama selamat dan menyelamatkan.

"Orang itu adalah orang yang saya selamat dan orang lain selamat, orang Islam menyelamatkan lingkungannya, menyelamatkan sekitarnya. Kalau ada orang Islam yang membuat orang lain ketakutan, itu bukan orang Islam," jelasnya. 

Islam berasal dari kata salamatun, artinya selamat dan menyelamatkan atau Islam berasal dari kata Taslim, artinya menyerahkan diri kepada Allah secara total. 

"Islam itu membawa misi membawa perdamaian dan penyerahan diri secara total kepada Tuhan," terangnya.  

Kobayashi lahir pada tahun 1984 di Distrik Shizuoka, Jepang. Ia baru sebulan di Indonesia, bekerja di sebuah perusahaan properti. Menurut dia, keluarganya mengetahui akan memeluk agama Islam dan mereka mengizinkan. 

Di dalam tradisi keluarganya, lanjut Kobayashi, agama adalah persoalan masing-masing sehingga di dalam keluarganya terdapat pemeluk bermacam-macam agama. Ada yang Budha dan Sinto.

Kobayashi diantar mantan aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan mantan pengurus Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Jakarta Selatan. 

Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Fathoni Ahmad