Nasional

Yenny Wahid Jadikan Nilai-nilai Pancasila sebagai Senjata Hadapi 3 Isu Besar Ini

Rabu, 18 Agustus 2021 | 04:30 WIB

Yenny Wahid Jadikan Nilai-nilai Pancasila sebagai Senjata Hadapi 3 Isu Besar Ini

Direktur The Wahid Foundation Yenny Wahid.

Jakarta, NU Online

Direktur The Wahid Foundation Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengungkapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sangat efektif digunakan sebagai senjata menghadapi ketiga isu besar, di antaranya disrupsi (disruption), ekologi (environment), dan emosional (emotional), yang tengah dihadapi masyarakat kini.


“Ketika kita selalu ingat kepada Tuhan, ketika kita selalu mendahulukan kemanusiaan. Maka apapun yang ada, krisis yang kita jalani, kita bisa menerimanya,” ungkap Yenny Wahid dalam acara galawicara Manakib Budaya-Serunai Kemerdekaan, Selasa (17/8) petang.


Penerimaan yang dimaksudkan Yenny adalah untuk menumbuhkan energi-energi positif lain. “Tabah. Karena ketika ada ketabahan akan ada daya juang, begitupun ketika ada daya juang, maka akan ada keinginan untuk survive,” tambah dia.


Hal penting lain, menurut dia adalah sikap keadilan dalam konteks berbangsa dan bernegara. Upaya pemberantasan korupsi merupakan implementasi yang paling mudah untuk mewujudkan misi keadilan ini. “Pengamalannya gampang, semua orang gak korupsi. Itu aja dampaknya sudah besar bagi negara kita,” ujar putri kedua Presiden ke-4 Republik Indonesia ini.


Bagi Yenny, paling tidak, pengendalian itu harus berawal dari diri masing-masing individu. Sebab, jika tidak upaya-upaya tersebut hanya akan menjadi wacana semata. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Jerman dan Jepang, kesadaran untuk tidak melakukan korupsi telah berhasil ditanamkan melalui budaya malu.


“Kita lihat negara di dunia yang sudah mengamalkan itu, ada budaya malu ketika pejabatnya korupsi,” jelasnya.


Dia menegaskan, seharusnya hal yang sama juga bisa diterapkan di Indonesia dengan menitikberatkan rasa kemanusiaan. “Dalam artian kita tidak mengambil hak orang lain. Itu saja,” katanya.


Dalam kesempatan ini, Yenny juga membacakan butiran-butiran refleksi melalui sebuah tembang bertajuk Roso Pangroso.


Manusia kerap merasa seolah dirinya adalah sang maha pencipta
Merajai alam semesta merusak alam dan menyakiti sesama
Mengikuti nafsu Ankara
Kemanusiaan hilang diganti ketamakan 
Lalu yang Maha Esa memberi pesan lewat virus kecil yang tak kelihatan
Tak ada kekuatan yang mampu melawan
Yang ada adalah doa dan harapan agar Gusti memberi keselamatan
Pandemi ini menjadi saksi
Bahwa manusia sesungguhnya hanya sebuah kreasi 

Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Syakir NF