Obituari

Sosok Kiai Djamaluddin Ahmad menurut Gus Qoyyum dan Gus Yahya

Kamis, 3 Maret 2022 | 23:30 WIB

Sosok Kiai Djamaluddin Ahmad menurut Gus Qoyyum dan Gus Yahya

KH Abdul Qoyyum Mansyur saat menyampaikan testimoni atas wafatnya KH M Djamaluddin Ahmad di Jombang. (Foto: NU Online/Syarif)

Jombang, NU Online
Tujuh hari kepergian Pengasuh Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, KH Muhammad Djamaluddin Ahmad, meninggalkan kenangan bagi banyak kalangan. Di antaranya KH Abdul Qoyyum Mansyur dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.


Menurut Gus Qoyyum, Kiai Djamaluddin Ahmad merupakan sosok yang sesuai antara nama dan tingkah laku. Hal ini disampaikannya saat menghadiri acara kirim doa dan tahlil untuk KH Djamaluddin Ahmad di kediaman pribadi Kiai Djamal.


“Ada istilah al-Ismu Yuwafiqu Musammahu. Artinya, nama sesorang sesuai dengan laku yang memiliki nama. Nama Djamaluddin sesuai dengan musammahu-nya yaitu pribadi Kiai Djamal,” kata Gus Qoyyum, Rabu (2/3/2022) malam.


Gus Qoyyum menjelaskan, Kiai Djamal membawa keindahan agama, syiar di pesantren dengan indah, syiar kepada umat tentang tarekat dengan indah.


Sampai zikir, wirid, dan kajian-kajian tasawuf yang ia istiqamahkan indah semua. Sehingga nama Djamaluddin benar-benar sesuai antara kepribadian orangnya dan makna namanya yaitu keindahan agama.


“Kiai Djamal begitu sabar ngopeni santri, jamaah, umat. Pagi, sore, malam ngaji. Semua waktunya untuk ngaji. Oleh karenanya, ia memilki keutamaan yaitu Shobrun Djamil, yaitu sabar yang indah,” imbuhnya.


Gus Qoyyum menambahkan, Kiai Djamal kata-katanya santun dan halus, sehingga keluar kalimat-kalimat yang Indah. Kiai Djamal ketika ngaji selalu menerima pertanyaan dari masalah-masalah masyarakat.


Kiai Djamal menerima keluh kesah umat. Curhatannya tamu didengarkan. Semua ditarbiyah olehnya. Jawaban-jawaban atas persoalan itu pasti indah dan membahagiakan.


Semua dilayani oleh Kiai Djamal dengan Qoulan Djamila. Tidak pernah maido orang. Tidak pernah menjelek-jelekaan orang, figur As-Shofa Djamil," tegas Gus Qoyyum.


Kiai NU sejati
Sementara itu, sosok KH M Djamaluddin Ahmad dalam pandangan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf adalah sosok kiai NU sejati. “Kalau ada orang bertanya bagaimana kehidupan kiai NU, maka silakan lihat Allahyarham KH M Djamaluddin Ahmad,” katanya.


Gus Yahya beralasan, seumur hidup Kiai Djamaluddin Ahmad secara disiplin dan dengan dedikasi penuh menghadirkan nilai-nilai fundamental dalam tradisi keulamaan NU, yaitu melayani ilmu sejak belajar kepada guru hingga menjadi pengasuh pesantren.


“Kiai Djamal menghabiskan waktu seumur hidup selain melayani ilmu juga mengasuh umat, melayani kebutuhan umat, mendampingi dan membimbing umat. Semua dijalani dengan sungguh-sungguh dan ikhlas,” sebutnya.


Menurut Gus Yahya, sosok Kiai Djamaluddin Ahmad inilah yang memelihara pohon besar bernama NU, menjaga agar tetap rindang daunnya, lebat buahnya, dan memastikan agar manisnya buah yang dihasilkan pohon besar NU ini. Supaya bisa dinikmati oleh jamaah, umat dan seluruh manusia.


“Kita semua kehilangan seorang guru, pembimbing jiwa yang selama ini menjadi gantungan kita dalam menentukan arah hidup kita di dunia,” ungkapnya.


Gus Yahya mengingatkan, sebagai santri dan pecinta Kiai Djamal maka tidak boleh berkecil hati, Kiai Djamal sudah mempersembahkan seluruh hidupnya untuk dinikmati bersama mashlahat yang ia hadirkan di tengah umat.


Kini, kewajiban pencinta KH M Djamaluddin Ahmad berupaya membalas budi yang telah dipersembahkan Kiai Djamal dengan berusaha menghidupkan apa yang dulu dihidupkan oleh Kiai Djamal, tradisi keulamaan pesantren.


Bukan hanya harus, tapi terus memelihara dan merawat segala yang diciptai Kiai Djamal, baik pesantren dengan santrinya, NU dengan jamaah dan umatnya.


Namun, perlu memproyeksikan apa yang jadi prinsip-prinsip dalam khidmat Kiai Djamal di dalam sistem ke organisasian dalam jam'iyah NU. NU harus benar-benar bisa berfungsi nyata di dalam khidmat ilmu dan melayani umat.


“Menghadir pengabdi yang ikhlas. Dengan barakah dan karamahnya Kiai Djamal, semoga bisa menyebar ke santri dan jam'iyah NU,” tandas kiai asal Rembang ini.


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Musthofa Asrori