Opini

Kisah Bintang Monyet dan Problem Salah Baca Teks Arab

Rabu, 16 Oktober 2019 | 19:15 WIB

Kisah Bintang Monyet dan Problem Salah Baca Teks Arab

Sket Bintang Monyet Terpencil. Ilustrasi: Didin Sirojuddin AR

Oleh Didin Sirojuddin AR

Titik (نقطة / noqtah) dalam bahasa Arab sangat menentukan kebenaran bacaan. Kekurangan, kelebihan atau tertukar titik tidak hanya bikin bacaan jadi kacau, bahkan bisa  mengubah maknanya. Seumpama kata الرحيم / ar-rahim (yang berarti "pemurah"). Bila tertukar dengan الرجيم / ar-rajim, berubah artinya jadi "terkutuk". Bayangkan, berbeda sekali.

Demikian sebaliknya. Faqbalha (فاقبلها) artinya "maka terimalah si dia." Bila kata itu tertulis faqtulha (فاقتلها), maka maknanya berubah menjadi "maka bunuhlah si dia". Duuuh.

Mushaf Al-Qur’an yang "gundul" tanpa syakal dan noqtah bisa menimbulkan bacaan yang simpang siur terlebih bagi kalangan awam bahasa Arab. Banyak yang salah baca gara-gara ini. Contoh, ayat

يزيد فى الخلق ما يشاء

Artinya "Allah menambahkan pada ciptaan-Nya (الخلق /al-khalqi) apa yang Dia kehendaki" terbaca  الحلق/al-halqi tanpa titik “ha” yang artinya mencukur. Yang seharusnya arti kata itu adalah "mencipta" berubah jadi "mencukur".  Padahal hanya dibedakan sebuah titik di atas satu jenis huruf kembar (ha dan kha). Astaghfirullah.

Yang keliru baca, ternyata, bukan hanya awam. Seorang cendekiawan salah pula membaca Hadis yang sedang  ditelitinya:

المؤمن كيس فطــن 

Artinya, "Seorang mukmin adalah wadah kecerdikan." Karena keawaman, ia membaca فطن / "fithan" dengan قطن /quthn. Coba kita lihat:  fithan artinya "kecerdikan", sedangkan quthn artinya "kapas". Hehe... Sejak kapan mukmin jadi ".... wadah kapas"?

Karena minus pengetahuan nahwu, sharaf, dan tajwid, kasus salah baca bisa merembet ke salah tulis. Sejarah mencatat, orang-orang Eropa di Abad Pertengahan banyak memanfaatkan saat-saat kebangkitan dan semangat modernisasi mereka untuk menelaah warisan kebudayaan Islam. Dalam salah satu buku astronomi (الكتب الفلكية), mereka menemukan kata:

النـُــــجوم الفـُـــــرود

/annujumul furud

(bintang-bintang terpencil). Namun mereka membaca huruf “fa” dengan huruf “qaf” sehingga bacaan itu berubah  menjadi:  النجوم القرود/annujumul qurud yang mereka terjemahkan "stars of monkey" alias "bintang-bintang monyet." Padahal, mana ada bintang monyet. Gara-gara salah titik, bacaan jadi keliru dan artinya jadi menyimpang.

Bukan tidak pernah terjadi salah baca-tulis seperti ini ditemukan pada Musabaqah Kaligrafi di Indonesia. Tapi, ya sudah, yang penting kita baca lagi yuk pelajaran nahwu, sharaf, dan tajwidnya biar kita tambah berhati-hati dan enggak salah membaca dan menulis seperti itu tadi.
 
 
Penulis adalah pengajar pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah dan juga pada Lembaga Kaligrafi (Lemka).