Pustaka

Nazham Al-Ajrumiyyah Jawa dari Cirebon Ini Jadi Kurikulum Nahwu di Banyak Pesantren

Jumat, 8 September 2017 | 16:02 WIB

Nazham Tarjamah Al-Ajrumiyyah adalah kitab mungil karangan Syekh Mahmud Mukhtar Al-Bode, ulama dari Cirebon. Kitab ini merupakan terjemah dari kitab Matan Al-Ajruymiyyah yang ditulis dalam bentuk syair berbahasa Jawa dengan menggunakan bahar Rajaz.

Kitab Matan Al-Ajrumiyyah sendiri adalah kitab ringkas yang memuat pokok-pokok ilmu Nahwu. Kitab untuk pemula ini telah tersebar di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. Penulisnya adalah ulama besar Maroko pada zamannya, yaitu Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad Ibnu Ajrum As-Shanhaji (672 H-723 H).

Dalam kata pengantar kitab Nazham Tarjamah Al-Ajrumiyyah, Syekh Mahmud Mukhtar berkata,

"Wa ba'du ikilah tarjamah Jurmiyyah ** kanggo pelajar madrasah ibtidaiyyah

Kang masih ora ngerti bahasa Arab ** jalaran ora kulino ngaji kitab

Mulo podo ngajio kitab ulama ** luwih penting tinimbang ilmu dirgama

Akeh wong kang pinter ilmu dirgamane ** tapi bodoh ilmu syara' agamane

Ing hale ilmu syara' fardlu hukume **  ngaweruhi tinimbang ilmu umume

Zaman kewalik barang haq dadi batal ** salah dadi bener harom dadi halal

Wenang dadi ferdlu menang dadi kalah ** bid'ah dadi sunah koyo mu'tazilah

Akeh wong ahlis sunah pengakuane ** tetapi bid'ah amal perbuatane

Mugo-mugo Allah maringi hidayat ** lan maringi terjemah iki manfaat
"

Artinya, "Wa ba'du, ini adalah terjemah kitab Al-Ajrumiyyah yang diperuntukkan kepada pejalar madrasah ibtida'iyyah, pelajar yang masih belum paham bahasa Arab karena tidak terbiasa mengkaji kitab.

Maka, pelajarilah kitab para ulama. Hal ini lebih penting daripada (mempelajari) ilmu umum.

Banyak orang yang pintar dalam ilmu umum, akan tetapi dia bodoh dalam ilmu syariat agamanya. Padahal yang hukumnya wajib adalah mempelajari ilmu syariat, bukan ilmu umum.

(Sekarang) adalah zaman yang terbalik. Hal yang haq jadi bathil. Salah menjadi benar. Haram jadi halal. Jaiz menjadi wajib. Menang jadi kalah. Bid'ah menjadi sunah, seperti Mu'tazilah. Banyak orang yang mengaku Ahlussunah, tetapi yang diperbuat adalah hal-hal bid'ah.

Semoga Allah menganugerahi kita hidayah dan menjadikan terjemah ini bermanfaat."

Kitab yang diterbitkan Pondok Pesantren Darul Ulumisy Syar'iyyah Bode Plumbon Cirebon dalam 16 halaman ini terdiri atas 26 bab yang memuat 171 bait. Ke-26 bab itu adalah Muqaddimah (10 bait), Babul Kalam (8 bait), Al-I'rab (5 bait), Ma'rifatu 'Alamatil I'rab (25 bait), Al-Af'al (10 bait), Al-Fa'il (6 bait), Naibul Fa'il (4 bait), Al-Mubtada' wal Khabar (8 bait), Kana wa Akhawatuha (3 bait), Inna wa Akhawatuha (2 bait), Zhanna wa Akhawatuha (3 bait), An-Na'tu (2 bait), Al-Ma'rifah wan Nakirah (13 bait), Al-'Athf (3 bait), At-Taukid (3 bait), Al-Badal (4 bait), Al-Maf'ul Bihi (7 bait), Al-Mashdar (5 bait), Az-Zharaf (7 bait), Al-Hal (3 bait), At-Tamyiz (2 bait), Al-Istitsna' (13 bait), La (7 bait), Al-Munada (7 bait), Al-Maf'ul min Ajlih (2 bait), dan dipungkasi dengan Babul Maf'ul Ma'ah (9 bait).

Berikut adalah contoh untaian bait Nahwu dalam kitab,

"Huruf Khofadl Yoiku Min Fi 'An 'Ala *** kaya mengkono Rubba Ba Kaf Lam Ila"

Artinya, "Huruf Khofadl (Jar) adalah Min, Fi, 'An, dan 'Ala. Begitu juga Rubba, Ba', Kaf, Lam, dan Ila."

Kitab Nazham Tarjamah Al-Ajrumiyyah sudah menyebar di berbagai daerah. Tidak hanya itu, kitab ini juga dijadikan kurikulum wajib banyak pesantren di Jawa, di antaranya adalah Pesantren At-Taujieh Al-Islamy 2 Banyumas Jawa Tengah. Di pesantren asuhan Sidna KH Zuhrul Anam Hisyam ini kitab karya Syekh Mahmud Mukhtar ini menjadi kurikulum wajib yang harus dihafalkan setiap santri. Para santri Pondok Pesantren At-Taujieh Al-Islamy 2 selalu melalar hafalannya secara berjamaah setiap hari sebelum memulai pelajaran.

Syekh Mahmud Mukhtar adalah ulama asal Desa Bode, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Kiai satu ini terbilang sangat produktif dalam menulis kitab. Selain Nazham Tarjamah Al-Ajrumiyyah, ia juga menulis puluhan kitab dalam berbagai fan ilmu lainnya. Kebanyakan kitab tersebut ditulis berupa nazham (puisi), baik dalam bahasa Arab maupun Jawa. Di antara kitab karangan Syekh Mahmud Mukhtar adalah Nafhat al-'Ithr fi Qishshatil Khadlir, Qashidatul 'Awam fil Istighatsati bil Auliya'il A'lam yang mempunyai nama lain At-Tiryaqul Mujarrab bil Waliyyil Muqarrab, Syarhus Shadr fit Tawassuli bi Ahlil Badr, I'anatur Rafiq ala Nazhmi Sullamit Taufiq, Burdatul Mukhtar fi Nazhmi Tarikh Khairil Akhyar, Manzhumatud Durratis Saniyyah fi 'Ilmit Tafsir, Bida'ul Masajid, Kifayatu Ghulam fi Ma Yajibu Alaihi minal Ahkam, Tarjamatul Mahmud linazhmil Maqshud, dan Ghayatuz Zain lil Muhtadin Nadzm Qurratul 'Ain bimuhimmatid Din.

Alfaqir (Penulis) meriwayatkan seluruh kitab-kitab Syekh Mahmud Mukhtar dengan ijazah dari Kiai Habib bin Makhmud Mukhtar, dari penulisnya. Ijazah ini alfaqir dapatkan sewaktu sowan ke kediaman Kiai Habib di Bode Plumbon Cirebon pada akhir Ramadlan 1438 H yang bertepatan pada bulan Juni 2017 M.

Syekh Mahmud Mukhtar wafat di Bode pada 2008 M. Ia dimakamkan di depan rumahnya, di samping masjid dan pesantren Darul Ulumisy Syar'iyyah, pesantren yang asuhannya semasa hidup. Rahimahullah Ta'ala wa nafa'ana bi ulumihi. Amin. (Direktur Turats Ulama Nusantara Nanal Ainal Fauz)