Warta

Buku Ide-Ide Demokrasi Gus Dur Diluncurkan

Rabu, 10 Maret 2004 | 22:49 WIB

Jakarta, NU Online
Pemikiran-pemikiran Gus Dur tentang demokrasi yang telah dikembangkannya diluncurkan dalam buku berjudul "Gus Dur yang Saya Kenal (Catatan Transisi Demokrasi Kita)" di Surabaya, Rabu (11/03).

Buku tersebut ditulis oleh Wakil Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar yang memang dikenal dekat dengan presiden RI ke 4 tersebut.

<>

Tampil sebagai pembicara dalam peluncuran dan bedah buku terbitan LKiS itu guru besar Fisip Unair Prof Soetandyo Wignyosoebroto, musikus Achmad Dhani "Dewa", akademisi Martono, SH, MHum dan Ketua DPW PKB Jatim Drs Choirul Anam.

Dalam komentarnya Soetandyo mengemukakan, judul buku itu kurang pas karena isinya lebih banyak berisi tentang ide-ide demokrasi dari Gus Dur, bukan sosok Gus Dur itu sendiri.

"Tapi tadi saya sudah mendapatkan penjelasan dari penulisnya bahwa yang ia harapkan untuk judul buku itu adalah tentang demokrasi yang dibangun oleh Gus Dur, tapi kemudian diubah oleh penerbitnya," katanya.

Sementara itu, Choirul Anam mengatakan bahwa sebetulnya yang dilakukan Muhaimin bukan ingin meluncurkan buku, tapi dalam rangka untuk memperkenalkan diri ke masyarakat Jatim.

"Sebetulnya yang dikehendaki Pak Muhaimin bukan meluncurkan buku, tapi pilihlah saya. Kebetulan Pak Muhaimin ini kan Caleg nomer satu dari daerah pemilihan Surabaya dan Sidoarjo," katanya disambut tawa peserta.

Peluncuran buku yang dihadiri ratusan peserta itu cukup menarik karena dihadiri oleh Achmad Dhani yang menjadi idola generasi muda. Ketika Dhani didaulat untuk berbicara, anak-anak muda tampak antusias menyimaknya.

Dhani yang diharapkan banyak mengulas Gus Dur dari sisi kesenian, justru banyak mengemukakan kekagumannya pada Gus Dus sebagai sosok jenius, tokoh pluralis dan menurut dia sebagai pelaku tasawuf.

"Kalau saya ini kan hanya penggemar tasawuf, tapi Gus Dur itu sudah menjadi pelaku. Yang saya kagumi dari Gus Dur adalah kejeniusannya. Ia adalah jenius nomer satu di Indonesia setelah itu baru disusul Bung Karno," katanya

Sebelum acara bedah buku, beberapa rektor perguruan tinggi di Surabaya, siswa SLTA, dan tokoh-tokoh agama mendapatkan buku tersebut dari Muhaimin.(red)
.