Warta

Gus Dur Bantah Diusir Ormas-ormas Islam di Purwakarta

Sabtu, 27 Mei 2006 | 15:53 WIB

Jakarta, NU Online
Menyusul aksi warga nahdliyyin (sebutan untuk warga NU) yang menuntut dibubarkannya FPI, MMI dan HTI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) membantah dirinya telah diusir oleh ormas-ormas Islam radikal dalam acara Dialog Lintas Etnis dan Agama di Purwakarta, Jawa Barat (23/5) lalu. Menurutnya, yang terjadi hanyalah kesalahpahaman saja.

"Siapa yang diusir, saya dari awal sudah bilang sama panitia bahwa saya tidak bisa mengikuti acara sampai habis. Begitu selesai berbicara dan tanya-jawab, saya langsung pulang. Bukan pengusiran," kata Gus Dur saat hadir dalam acara bincang-bincang di Kedai Tempo, Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (27/5)

<>

Kesalahpahaman terjadi dalam acara yang digelar PC GP Ansor Purwakarta tersebut. Gus Dur dan beberapa anggota FPI saling tuding yang mengakibatkan penandatanganan prasasti kebersamaan yang sedianya dilakukan oleh para pemuka agama, pemerintah dan elemen masyarakat lainnya batal.

Akibatnya, Jumat (26/5) lalu sejumlah massa pendukung Gus Dur dari Garda Bangsa mendatangi Mabes Polri untuk melaporkan FPI, mereka tidak menerima aksi pengusiran yang dilakukan terhadap mantan Presiden RI ke-4 tersebut.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Firman Gani menyatakan bahwa tuntutan para pendukung Gus Dur tersebut tidak bisa dipenuhi. “FPI tidak bisa dibubarkan. Ada kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jum’at (26/5) lalu.

Firman menolak pernyataan bahwa polisi memberi angin segar bagi FPI sehingga dua organisasi tersebut bisa bertindak anarkis. "Kami memberikan angin segar kepada mereka yang berserikat secara baik," ujarnya.

Bahkan, kata Firman, polisi masih menahan 21 anggota FPI di Bekasi karena bertindak anarkis, walau ada sejumlah anggota FPI yang berunjukrasa meminta 21 anggota yang ditahan dibebaskan. Menurut Firman, mereka tidak akan dilepaskan. (rif)