Warta Silaturrahmi Alim Ulama NU

Muncul Keinginan Dirikan Parpol Baru, PBNU Tak Akan Memfasilitasi

Kamis, 27 Juli 2006 | 17:05 WIB

Surabaya, NU Online
Meski telah ditegaskan sebelumnya oleh Rois ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sahal Mahfudh bahwa tidak akan ada pembicaraan tentang politik praktis dalam Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Surabaya, namun muncul keinginan dari sejumlah ulama tentang pendirian partai politik baru.

“Ada yang memunculkan keinginan untuk mendirikan partai baru, ada yang tidak setuju,” kata Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi sesaat setelah acara silaturrahmi antara ulama NU se-Indonesia di arena Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Asrama Haji, Sukolilo, Surabaya, Kamis (27/7) malam.

<>

Namun demikian, Hasyim menegaskan, keinginan pendirian parpol baru tersebut hanyalah sebatas tukar pendapat saja, tidak diagendakan secara khusus pada silaturrahmi yang digelar secara tertutup tersebut. “Hanya sebatas sharing saja. Tidak diagendakan soal PKB secara eksplisit,” katanya.

Ditemui secara terpisah, Rois Syuriah PBNU KH Ma’ruf Amin juga menyatakan hal sama. “Ada yang menginginkan adanya upaya penyatuan, ada yang mengusulkan pendirian partai baru,” ujarnya.

Kiai Ma’ruf, demikian panggilan akrabnya, menyatakan tidak ada larangan jika ada sejumlah kiai NU yang ingin mendirikan partai baru. Namun demikian, ditegaskannya, PBNU tidak akan memfasilitasi keinginan tersebut.

“Kalau ada yang ingin mendirikan partai baru, ya, silakan saja. Tapi PBNU tidak akan memfasilitasi,” tegas Kiai Ma’ruf yang juga Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia.

Tidak akan difasilitasinya upaya pendirian partai baru tersebut, imbuh Kiai Ma’ruf, dalam rangka lebih mendahulukan kepentingan NU dari pada kepentingan politik praktis semata. “Kepentingan NU lebih didahulukan dari pada yang lain-lain,” ungkapnya.

Hadir dalam silaturrahmi yang digelar secara tertutup itu sekitar 200 kiai di lingkungan NU. Kiai yang hadir, selain dari jalur struktural, juga sejumlah kiai NU yang selama ini berkiprah di berbagai partai politik. Acara silaturahmi itu dipimpin langsung oleh Rois Aam PBNU, KH Sahal Mahfudh dan Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi.
 
Dari barisan PKB hasil Muktamar Surabaya hadir KH Abdurrahman Chudlori, KH. Idris Marzuki (Lirboyo Kediri),KH Abdullah Faqih (Langitan Tuban), KH Warsun Munawwir (Krapyak Yogyakarta), KH Muhaiminan Gunardo (Parakan Temanggung Jateng), KH Sholeh Qosim (Sidoarjo), KH Zainuddin Jazuli (Ploso Kediri), KH Anwar Iskandar (Jamsaren Kediri), KH Mas Subadar (Pasuruan) dan kiai lainnya.
 
Sedangkan dari barisan PKB hasil Muktamar Semarang hadir KH Azis Mansyur (Ketua Dewan Syuro PKB Jatim), KH Abdussalam, (Sekretaris Dewan Syuro PKB Jatim asal Sidoarjo), dan lainnya. Dari kalangan PPP, kabarnya, datang Ketua PPP Jatim KH Masjkur Hasyim.
 
Dari ratusan kiai NU yang datang, sebagian besar adalah kiai yang bergerak di jalur kultural (organisasi NU). Seperti KH Muchit Muzadi (Jember), KH Tholcha Hasan (Malang), KH Masduki Mahfud (Ketua Syuriah NU Jatim), KH Jusuf Hasyim (Pak Ud), Tebuireng Jombang (rif)