Warta

Muslimat NU Berdayakan Ekonomi Anggota Majelis Taklim

Selasa, 11 Maret 2008 | 12:16 WIB

Jakarta, NU Online
Beruntunglah mereka yang menjadi anggota majelis taklim yang dikelola oleh Muslimat NU. Bagi mereka yang berprofesi sebagai pengusaha kecil, mereka mendapatkan pelatihan kewirausahaan dan bantuan modal.

Pelatihan tersebut dikemas dalam workshop Kewirausahaan berbasis majelis taklim yang diselenggarakan oleh Majelis Taklim An’ Nisa Jakarta bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Depag RI pada tanggal 11-13 Maret yang diikuti oleh 42 majelis taklim.

<>

“Majelis taklim yang selama ini hanya an sich memberikan penguatan masalah keagamaan kami tambahkan peningkatan ketrampilan, kewirausahaan. Kami mencoba untuk meningkatkan kemampuan mereka,” kata Machfudhoh Aly Ubaid kepada NU Online.

Anggota majelis taklim yang mengikuti pengajian memang sangat beragam, ada yang ibu rumah tangga biasa, tetapi banyak juga mereka yang berusaha seperti menjadi tukang bakso, bakul sayur dan lainnya. Sayangnya banyak diantara mereka belum mampu mengelola usahanya dengan baik sehingga usahanya kurang bisa berkembang.

Majelis takmim akan memberikan modal pada anggota. Kita akan bina yang sudah memiliki ketrampilan, pinjaman bergulir juga disediakan. Kami akan membantu mereka menuju kehidupan yang lebih baik,” imbuhnya.

Machfudhoh menjelaskan bantuan dana yang diberikan ke majelis taklim sebesar 20 juta, namun belum dipastikan berapa banyak yang akan memperolehnya.

Para pengusaha perempuan sukses seperti Dewi Motik Pramono juga akan berbagi pengalaman suksesnya dalam menjalankan usaha. Selain itu mereka juga akan mengunjungi usaha-usaha yang sudah berhasil yang dijalankan oleh anggota majelis taklim di Jakarta.
 
Beberapa majelis taklim (MT) yang mengikuti acara ini adalah MT Arrhudhah dari Banten dengan jenis usaha pangan, MT Mawar Jingga dari Jogja dengan usaha industri pangan khas lokal, Yayasan Miftakhul Huda dari Tenggamus Lampung dengan usaha produksi makanan dan simpan pinjam, MT Al Badariyah dari Batanghari dengan usaha abon ikan patin, kerupuk ubi dan kerupuk tahu, MT Baiturrahman dari Matraman NTB dengan usaha abon sapi dan koperasi simpan pinjam, MT Khadijah dari Samarinda dengan usaha amplang, MT Al Khairat Pangkep Sulsel dengan komoditas abon ikan dan produksi sandang, MT DArul Ilmi dari Kupang NTT dengan usaha abon ikan, keripik singkong MT Al Amanah Jayapura dengan usaha jajan pasar. (mkf)