Warta

NII harus Tetap Diwaspadai

Rabu, 9 November 2011 | 04:47 WIB

Demak, NU Online
Kepolisian Daerah Jawa Tengah mengadakan pertemuan forum lintas agama serta tokoh masyarakat diantaranya MUI, Ulama, Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB), rohaniawan dan LSM dipendopo Kabupaten Demak Senin 7/11/2011.

Dalam forum itu Kapolda Jateng Irjen Didiek Sutomo Triwidodo meminta masyarakat  tetap mewaspadai gerakan kelompok kelompok yang mengatasnamakan agama dalam upaya mengganggu setabilitas negara yang sudah mapan termasuk diantaranya Negara Islam Indonesia (NII) meskipun tidak perlu khawatir secara berlebihan dalam menyikapinya.  <>

”Kami mengharap masyarakat untuk tetap waspada atas gerakan NII yang disinyalir memang masih ada. Karena kami mensinyalir juga gerakan itu  sekarang sudah menyusup  hingga ke sistem pemerintahan,” harap Kapolda kemarin.

Hadir pada acara itu Selain Kapolda, hadir pula Bupati Demak H Tafta Zani Kapolrestabes Semarang Kombes Elan Subilan, Kapolres Demak AKBP Sigit Widodo,  pengurus forum kerukunan umat beragama (FKUB). Ketua MUI Demak HM Asyiq, ulama, rohaniwan dan LSM

Kapolda menjelaskan, NII dalam merekrut anggotanya dengan ideologi maka harus diperangi dengan ideologi pula.

“NII itu bersifat idiologi, maka kita semua harus memerangi dengan idiologi pula,baik idiologi masing masing agama maupun dengan idiologi negara sedangkan kami akan memproses dengan hukum yang berlaku di Indonesia” jelas Kapolda

Kapolda juga meminta peran aktif tokoh lintas agama yang tergabung dalam FKUB untuk ikut membentengi masyarakat. Peran FKUB menjadi sentral karena bisa memberikan penjelasan bahwa NII adalah faham keliru.

Sementara itu Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jateng Kombes Bambang Rudi Pratiknyo yang di kesempatan itu menyampaikan penjelasan dihadapan peserta forum lintas agama menyatakan  NII dalam gerakannya menggunakan konsep dan memanfaatkan mahasiswa.

”Jaringan NII ahli dalam membangun konsep, melalui program-program pendidikan dan sumber daya manusia. Jadi kekhawatiran orang tua karena mereka  mengambil mahasiswa atau santri yang berotak cerdas kemudian dipakai untuk merekrut teman-temannyaitu ada benarnya,” tambah Kombes Bambang Rudi.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: A.Shiddiq Sugiarto