Ramadhan Momentum Menjaga Keutuhan NKRI
NU Online · Senin, 15 Agustus 2011 | 12:57 WIB
Surabaya, NU Online
Ramadhan tahun ini memiliki keistimewaan tersendiri bagi muslim Indonesia. 17 Agustus 1945, saat kemerdekaan Indonesia dikumandangkan bertepatan dengan Ramadhan.
Setelah 66 tahun yang lalu, Ramadhan 1432 H kali ini, kembali bertepatan dengan bulan Ramadhan. Sebuah momentum untuk merefleksikan diri dalam berbangsa dan bernegara bagi umat Islam. <>
Demikian disampaikan Direktur Lembaga Kajian Agama dan Filsafat (eLKAF) Suhermanto Ja’far di Surabaya, Senin (15/08).
Menurut dosen filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya ini, pada momentum HUT ke-66 RI ini setidaknya Allah hendak berpesan agar rakyat Indonesia senantiasa menjaga keutuhan NKRI.
“Ini pertanda bagi bagi kita untuk senantiasa membangun dan menjaga Indonesia sebagaimana cita-cita para founding fathers,” tegas alumnus UI Jakarta ini.
“Ramadhan sebagai bulan suci diharapkan Indonesia agar kesucian Indonesia tetap terjamin dari segala perilaku rakyat dan pemimpinnya, rakyat bebas dari penindasan, korupsi, anarkhis maupun ketidakadilan penguasa dan penegak hukum,” imbuh mantan pengurus LDNU Jawa Timur ini.
Suhermanto menegaskan, kemerdekan Indonesia dideklarasikan di bulan Ramadhan itu sebagai bentuk pesan bangsa Indonesia dibangun diatas moralitas luhur (suci). “Saat ini moral bangsa sudah mulai luntur. HUT RI tahun bersamaan bukan Ramadhan menyimpan agar untuk mengembalikan moralitas luhur bangsa Indonesia,” tegas mantan calon DPD RI Daerah Pemilihan Jawa Timur ini.
“Dan yang terpenting, para pemimpin tidak lagi tidak ada dusta untuk rakyatnya,” pungkasnya.
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : Abdul Hady JM
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua