Warta ISLAH PARPOL BERBASIS NU (3)

Ulama Sepakat Islah, Aktifis belum Kompak

Kamis, 27 Mei 2010 | 09:13 WIB

Jakarta, NU Online
Upaya islah untuk menyelamatkan politik NU sejauh ini sudah disetujui oleh para ulama dan kiai NU yang terlibat dalam berbagai parpol berbasis NU. Yang masih menjadi persoalan saat ini adalah belum kompaknya para aktifis NU yang duduk dalam partai NU tersebut.

Sekjen PKB Lukman Edy, yang menjadi salah satu penggagas islah menuturkan, para ulama sudah mengadakan empat kali pertemuan yang meliputi di Surabaya yang diselenggarakan di kantor PWNU Jatim, di pesantren Ploso Kediri, di pesantren Tegalrejo Jateng dan di Krapyak Yogyakarta yang akhirnya melahirkan kesepakatan islah tersebut.<>

“Para ulama dan kiai sudah legowo untuk menyelamatkan politik NU, sedangkan para aktifisnya belum semua sadar dan legowo. Meskipun jumlahnya kecil, tapi krusial,” katanya dalam bincang-bincang dengan wartawan Rabu malam (26/5).

Jika dilihat dalam rentang yang lebih luas, proses ini sebenarnya sudah dimulai ketika masih ada KH Abdurrahman Wahid, bahkan sebelum kabinet terbentuk. Dua deklarator PKB yang masih tersisa, KH Mustofa Bisri dan KH Muchid Muzadi juga menyatakan dukungannya atas proses ini dan menamakannya dengan istilah tasalluh atau memperbaiki.

“Kita sudah turun ke bawah setelah deklarasi komite Islah di Ancol untuk mensosialisasikan kesepakatan tersebut, dan alhamdulillah, respon dibawah sangat mendukung,” tandasnya.

Mudahnya para kiai untuk menyatakan bergabung kembali demi menyelamatkan politik NU dikarenakan mereka sudah tidak lagi berfikir masalah kedudukan dan jabatan, sedangkan para akfitis politik NU yang saat ini masih menduduki posisi strategis merasa terancam karena sebuah proses islah yang melibatkan seluruh komponen politik NU pasti menimbulkan reposisi-reposisi baru yang belum tentu menguntungkan secara pribadi.

Mantan menteri PDT ini mengaku ia sudah bertemu dengan ketua umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan jajarannya untuk menjelaskan proses ini. Dalam pertemuan tersebut, PBNU sangat mendukung proses ini, tetapi berharap agar proses ini lebih banyak melibatkan kalangan internal partai berbasis NU sendiri.
"Padahal kita berharap agar PBNU mengambil peran yang lebih besar, yaitu peran yang sekarang dimainkan oleh komite islah ini," jelasnya.

Sebelumnya KH Said Aqil Siradj menyatakan akan membantu proses islah ini jika diminta dan akan mencari solusi terbaik bagi kejayaan politik NU. Kang Said menegaskan, hubungan antara NU dan PKB sebatas hubungan historis dan kultural, tidak secara struktural sehingga PBNU tak bisa melakukan intervensi.

Sebenarnya PBNU sudah memiliki wadah yang pas untuk melakukan proses islah ini, yaitu melalui lajnah siyasiyah wa tsaqofah atau lembaga politik dan peradaban NU yang merupakan hasil rekomendasi Muktamar ke-32 NU di Makassar yang bisa menjadi alat perjuangan politik NU. (mkf)