Warta

Uni Eropa Tertarik Pendekatan ICIS untuk Atasi Terorisme

Rabu, 6 Juli 2005 | 04:56 WIB

Jakarta, NU Online
Parlemen Uni Eropa menunjukkan ketertarikannya dengan pendekatan yang langsung kepada ulama yang memiliki massa di akar rumput yang selama ini dilaksanakan oleh PBNU melalui lembaganya, International Conference of Islamic Scholars (ICIS).

Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi yang baru saja pulang dari Brussel Belgia untuk mengikuti diskusi dengan topik constructing peace and deconstructing terror pada 27-28 Juni lalu.
 
Diskusi ini membahas empat tema yang meliputi empat sesi itu, sasaran pokoknya adalah terorisme, bagaimana mengembangkan keamanan untuk menangkal teroriseme, bagaimana mengembangkan pendidikan dan metodologi yang menjamin tidak timbulnya terorisme, bagaimana menjamin aliansi kaum moderat, serta bagaimana memberi masukan pada PBB untuk penyelesaian masalah terorisme.

<>

“Tetapi pada akhirnya semua hanya wacana karena tidak ada aplikasi siapa yang bertanggung jawab menyelenggarakannya. Ditengah kebingunan ini, saya memberi tahukan NU punya ICIS. Ini tidak teoritik karena keanggotannya ulama yang langsung membina umat dan pasti memiliki pengaruh,” tandasnya.

Ini menarik karena mereka sebenarnya punya sistem tetapi tidak punya jaringan ke para ulama. Paling-paling mereka memiliki hubungan dengan negara dengan hegemoni ekonomi dan politiknya. Akan tetapi pendekatan ini belum tentu berhasil karena menyangkut factor ideologi dan agama rakyat.

Dalam konferensi ICIS yang akan diselenggarakan beberapa waktu mendatang, mereka meminta untuk diundang sebagai peninjau, baik dari anggota parlemen Eropa maupun anggota diskusi lainnya.

Jika berbagai pendekatan ini digabungkan, diharapkan muncul rumusan yang komprehensif dan adil. “Saat ini diskusi tentang terorisme banyak yang berfihak, pro atau kontra padahal terorisme ini bisa dihilangkan jika ketidaakadilan global dan misunderstanding dihilangkan. Selebihknya ekses, jadi kalau dua kutub ini bisa diselesaikan, akan bagus,” imbuhnya.

Diskusi yang diikuti oleh 38 orang tersebut juga dihadiri oleh salah satu anggota parlemen Israel. Hasyim nyatakan kesenangannya bisa bertemu dengan delegasi tersebut, tetapi sayangnya dalam forum diskusi tersebut, ia sama sekali tak mengungkapkan fikiran-fikirannya.(mkf)